Seorang gadis berdiri dihadapkan oleh
sebuah jendela yang lumayan berdebu dan hampir tak bisa tembus pandang oleh
Bunga. Dan walaupun bisa dilihat, pandangan bunga tak akan pernah sampai pada
jalan raya yang bisa dilihat jika tembus pandang. Pandangan kosong bunga
mengingatkan bunga di suatu masa ketika Ayahnya pergi untuk selamanya. Dan
terkadang sering hadir pertanyaan-pertanyaan yang ia pun tidak bisa untuk
menjawab semua pertanyaan yang hadir dalam benaknya itu.
Kini
dia tinggal hanya dengan ibunya yang selalu setia memberikan nasihat dan
motovasi sejak bunga berumur 7 tahun. Wanita setengah baya itu menjadi sosok
ibu sekaligus menjadikan peran seorang ayah dalam mencari nafkah untuk
membiayai bunga sekolah dan membiayai segalanya yang di butuhkan oleh mereka.
Sampai pada akhirnya, ibunya bisa membuat sebuah kios sumber penghasilan
keluarga tersebut.
Namanya Bunga. Gadis cantik dengan rambut
lurus sepunggung dengan poni menyamping kekanan. Gadis belia berumur 16 tahun
ini adalah gadis yang cukup pendiam. Pikirnya, daripada menghabiskan banyak
waktu dan tenaga untuk mengeluarkan suara lebih baik digunakan untuk menggambar
sesuatu yang ada dalam benaknya. Ya. Bunga sangat menyukai kegiatan tersebut.
Sampai ia pernah menjuarai lomba Karya Seni pada saat ia berusia 12 tahun.
♪
Pagi ini, hari pertama Bunga di sekolah
barunya. Dia berharap suasananya akan berbeda dengan sekolah lamanya yang
menurut Bunga tak bisa membuatnya nyaman dengan sekolah itu. Ia sibuk mencari
kelas “XI IPA 2” dan pencariannya berhenti pada saat di beri tahu oleh seorang
penjaga sekolah. Ia berharap tak di beri hukuman untuk hari ini. Karna ia
terlambat bangun hari ini. Suara pantulan sepatu Bunga ke lantai menjadi sangat
terdengar pada saat itu. Kebisingan dimulai ketika ia membuka pintu kelasnya.
Dan semua berjalan seolah tak ada masalah.
Jam istirahat tiba. Bersyukur bagi Bunga
karna dari pagi tadi perutnya tak diisi makanan apapun. Rasa lapar yang sangat
mengganggu membuat Bunga
ingin segera membeli makanan. Segera bergegas ke kantin bersama teman
sebangkunya Nia. Seperti biasa,Bunga lebih memilih Nia yang memulai
pembicaraan.
♪
“ Hai. Gue Riko. Ketua Osis disini. Lo anak
baru ya? Gue belum pernah liat lo sebelumnya.” Sapa Riko saat Bunga hendak
memasukkan makanannya kedalam mulut dan merasa ada gangguan sedikit karna Riko
menyapanya. “ Gue Bunga. Iya. Gue anak baru disini. Baru hari ini.” Sahut Bunga
yang sangat menginginkan Riko cepat pergi dari sini. “ Oh. Ok deh. Selamat
datang di SMKN Cendikia.” Kata Riko yang juga sambil meminum minuman yang ia
pegang. “ Ok. Thanks” balas Bunga yang bersyukur akhirnya ia bisa melanjutkan
makannya bersama Nia.
♪
Sudah satu bulan Bunga belajar di sekolah
barunya. Dan sampai saat ini Bunga belum menemukan sesuatu yang membuatnyaa
senang sekolah di sekolah barunya ini. Besok sekolah akan mengadakan event
sparing Bola Basket dan Futsal. Dengan perasaan terpaksa Bunga harus menonton.
Walaupun Bunga tak pernah kenal siapa yang ia lihat bermain. Karna sampai
sekarang hanya Nia yang menurutnya ia jadikan sebagai sahabatnya.
Sampai waktunya tiba Bunga berfikir dan
membayangkan bagaimana hari ini disekolah. Pasti sepanjang waktu di sekolah
akan membuatnya sangat bosan karna melihat orang yang sedang bertanding, tapi
ia tak kenal siapa yang ia lihat bertanding. Sampai akhirnya ia melihat seorang
laki-laki yang menurut Bunga menarik dan ia langsung mengeluarkan kertas kosong
dan pensil. Ia mulai membuat goretan goretan kecil yang ia tuangkan dalam
kertas kosongnya. Dan sekarang kertas itu tak lagi kosong. Terdapat sebuat
gambar anak laki-laki yang tampan sedang memasukkan bola kedalam ring basket.
Dengan tinggi yang ideal dan warna kulit yang cukup putih untuk seorang anak
laki-laki dan memiliki mata indah lonjong lancip ke depan seperti buah zaitun
yang menawan.
Astaga! Kenapa gue jadi mikirin dia? Haduh.. jangan
deh jangan pikir Bunga yang kemudian sadar dan membangungkan dia dari
lamunan yang sangat panjang dan membuatnya tak sadar karna suasana lapangan
sudah mulai sepi. Hanya ada Bunga dan Nia di lapangan tersebut.
“Ko sepi? Acaranya udahan?” Tanya Bunga
yang memulai pembicaraan.
“ya udahan lah. Mau sampe besok tandingnya?
Biar lo ngelamunnya tambah panjang?” sahut Nia yang agak mulai kesal kepada
Bunga.
“Maaf deh. Namanya juga ngelamun.” Kata Bunga
yang sedikit membela dirinya.
“panas nih! Pulang yuk. Daripada gue
ngebiarin lo terus ngelamun disini.” Ajak Nia yang kemudian Bunga mengikuti di
belakang.
Sesampai dirumah Bunga datang membawa 2
kotak jus mangga yang ada di tangannya yang baru saja ia keluarkan dari kulkas.
“ Gambar lo bagus juga. Tapi, kayaknya gue
kenal deh. Inikan Rudi kapten tim basket di sekolah kita. Lo naksir yaaah?”
Tanya Nia dengan nada sedikit bercandan.
“ Gue gak suka. Cuma dia berhasil ngusik
gue supaya dia gue gambar.” Sahut Bunga dengan nada datar dan di sambut
senyuman dari Nia.
Pandangan Nia mengelilingi isi kamar Bunga
dan berhasil malabuhkan pandangannya pada suatu gambar. Dan membuat Nia
penasaran. Kenapa Bunga menaruh gambar seorang anak laki-laki di dinding. Mungkin pacarnya waktu
dulu pikir Nia.
Dan perasaan penasaran terus mendorong Nia untuk bertanya. “ini siapa?” Tanya
Nia yang sambil terus memberikan perhatiannya pada gambar itu. Dan membuat bunga ikut menghampiri gambar
tersebut.
“Dia itu pernah buat gue bahagia di suatu
masa” jawab Bunga yang tak ingin terlalu banyak memberikan info tentang laki-laki
yang ada di gambar. Dan dibalas anggukkan Nia yang memberikan tanda bahwa Nia
mengerti apa yang dikatakan Bunga.
Sampai saat Nia memutuskan untuk pulang,
bunga masih teringat tentang laki-laki yang ia gambar pada saat ia bersekolah
di sekolah lamanya. Dia pernah berjanji untuk tidak pergi meninggalkan Bunga
pada saat itu. Dan Bunga merasa bahagia saat bersama laki-laki itu. Bunga
merasa nyaman. Hanya laki-laki itu yang bisa membuatnya nyaman berada
disisinya. Hubungan Bunga dengan laki-laki itu sudah diketahui oleh Bundanya.
Dan bundanya hanya bisa menyerahkan keputusan pada Bunga. Yang penting bagi
Bundanya adalah kebahagiaan anak semata wayangnya itu.
♪
Mata Bunga sibuk mencari sesosok laki-laki yang
menjanjikan dirinya untuk datang di sebuat resto. Dan akhirnya kesibukan itu
berubah menjadi kebahagiaan karna akhirnya Bunga berhasil menemukan Dodi.
Laki-laki yang sudah 2 tahun menjadi seseorang yang selalu menjaga Bunga dan
selalu mencurahkan seluruh perhatiannya kepada Bunga.
“Sudah lama nunggu yah? Maaf yah
tadi lama cari taksinya. Gak marah kan?” kata Bunga yang agak takut Dodi marah
karna ia sudah terlambat 30 menit dari waktu yang ia janjikan kepada Bunga. Dan dibalas anggukkan
dan senyumnya Dodi yang bisa mencairkan rasa takut Bunga.
“kamu cantik pakai gaun itu. Aku jadi tambah sayang.
Baru sadar ternyata aku punya pacar cantik kaya kamu.” Puji Dodi kepada bintang
yang merasa senang karena gaun pemberiannya benar-benar cocok di tubuh pacarnya
itu.
“ ah kamu bisa aja. Nanti kalo aku terbang,kamu gak
punya pacar cantki kaya aku loh! Jangan buat aku terbang” sahut Bunga dengan
nada bercanda.
Bunga memesan Nasi Goreng dan jus Mangga dan di
lengkapi dengan satu cup ice cream strawberry. Makan malam berjalan sangat
romantic yang membuat Bunga seolah tak menginginkan ia Meninggalkan Dodi dan
tak ingin pula di tinggal oleh Dodi. Dan selesai makan, Dodi memulai
pembicaraan dengan sedikit berbasa basi menanyakan makanan yang ia makan enak
atau tidak. Dan di sambut senyuman dan acungan jempol Bunga yang menandakan
makanan yang ia makan itu memanglah enak.
“Bunga.. aku sayang kamu. Aku gak mau ninggalin
kamu. Tapi semua ini gak seperti yang aku fikirin. Papah ku ada tugas pekerjaan
di Padang. Dan keluargaku sudah sepakat untuk pindah kesana karna papah merasa
ia akan lama bertugas disana. Dan awalnya aku menolak karna perasaan ku yang
takut kau akan melupakan masa-masa kita kemarin. Aku gak mau semua ini terjadi
bunga.” Kata Dodi yang dengan nada sedih yang menandakan bahwa ia benar-benar
tak ingin pisah dengan kekasihnya yang ia sayang itu dan disambut raut wajah
sedih oleh Bunga. Dan pada akhirnya Bunga memutuskan untuk memberikan suatu
perkataan
“Aku juga sayang kamu. Sebenarnya aku juga gak
pengen kamu pergi. Tapi kalo emang itu yang terbaik buat kamu terutama keluarga
kamu, yasudah. Aku hanya bisa mendukung apapun yang terbaik buat kamu Dod.
Tenang aja. Aku gak mungkin lupa sama yang kemaren-kemaren. Masa iya aku bisa
lupa. “ bunga berkata sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya karna ia tak
mau berpisah. Tapi ia punya keyakinan kalo Tuhan punya rencana indah untuk
hidupnya.
Tiba tiba kepala Bunga merasakan
pening dan disusul dengan rasa sakit yang hampir tak bisa di tahan oleh Bunga.
Dan disana pula Dodi merasa khawatir dan menanyakan apa yang terjadi pada
kekasihnya itu. Dan dengan perasan tak mau membuat Dodi khawatir Bunga pun
hanya menyahut dengan senyum yang menurut dia paling indah.
♪
Siang ini Bunga ingin menghabiskan
waktunya di Mal bersama Nia sahabatnya. Dan Tuhan menakdirkan ia beradu tatap
dengan Rudi. Ya, laki-laki yang berhasil menyita pikirannya sejak ia menggambar
laki-laki itu. Dengan perasaan senang dan terkejut Bunga berusaha memberitahu
ini pada Nia. Namun hanya tanggapan dingin dari Nia. Karna menurut Nia bukan
hal penting.
From: Rudi
Nanti malem ada acara gak?
Aku mau
ngajak kamu buat nonton aku tanding basket di senayan.
Berharap
banget kamu datang.
Nanti aku
jemput di rumah kamu
To: Rudi
Iya. Aku siap-siap dulu yah!
Harus keliatan cantik nih
. pikir Bunga
yang disambut rasa heran kenapa seantusias ini hanya karna akan bertemu Rudi.
Padahal Dodi sudah lebih lama mengisi relung hatinya. Tetapi sudah satu tahun
ini ia tak pernah memberi kabar. Kalopun memberi kabar hanya lewat e-mail. Dan
Bunga merasa sudah malas membuka account e-mailnya. Karna semua temannya sudah
hijrah ke Facebook. Sudah dua bulan terakhir ini Rudi menjadi sering
menghubunginya sejak ia beradu tatap di Mal. Dan hanya Rudi yang berhasil
membuat Bunga selalu menghabiskan waktu hanya untuk membalas sms dari Rudi.
♪
Jam istirahat ia habiskan makan
bersama Rudi di kantin. Dan membuat Nia bertanya dan agak sedikit penasaran.
Bagimana bisa ia berhubungan baik dengan Rudi. Dan mengapa dengan mudahnya
Bunga makan bersama Rudi. Nia memutuskan untuk makan bersama teman yang lain
dan sebenarnya sudah lebih dahulu di ajak Bunga untuk makan bersama Bunga dan
Rudi. Namun Nia menolak dengan alasan tak ingin mengganggu suasana indah Bunga
bersama Rudi.
“Kok lo bisa deket sama Rudi sih? Lo gak
tau yah banyak cewek yang jadi korban Rudi. Dia itu Cuma mau ngasih harepan
kosong sama lo. Sama kaya apa yang dia lakuin sama cewek-cewek di sekolah ini.”
Nia memulai dengan memberikan pernyataan yang menurut Bunga salah besar.
“Nia cantik … Rudi itu baik. Dia juga
ngertiin gue banget. Gak mungkin lah dia begitu. Lagipula gue juga gak berharap
sama dia. Jadi lo santai aja. Gue gak sama kaya cewek-cewek kaya gitu ko.”
Jawab Bunga yng membuat Nia sedikit lega karena tak mau sahabatnya itu jadi
korban jahatnya Rudi.
♪
Kali ini Rudi benar-benar menyita
pikirannya. Siang ini Bunga hanya menghabiskan waktu di tempat tidur memikirkan
Dodi yang membuatnya bertanya Tanya. Dan Bunga pun tak sanggup untuk menjawab
pertanyaan yang hadir di kepala Bunga. Karena Bunga tahu hanya Dodi yang mampu
menjawab semua pertanyaan itu.
Sinar matahari berhasil masuk
menembus kamar tidur yang bernuansa pink yang hampir seperti kamar Barbie yang
di dekor sedemikian rupa oleh pemilik kamar tersebut agar mampu membuat
siapapun yang berada didalamnya merasa nyaman dan selalu ingin berlama-lama
berada didalamnya.
Bunga menutup pintu kamar mandi dan
memutuskan untuk bermalas-malasan sambil mengambil satu kotak jus Sirsak dan
satu bungkus keripik kentang pedas yang ada di kulkas. Dan menatap jam yang
menunjukkan pukul 16.00 WIB. Lalu ia mengecek ponsel yang menunjukkan sebuah
pesan baru dan satu missed call dari Rudi.
From: Rudi
Aku di depan rumah kamu nih. Aku
tunggu yah
Disambut perasaan terkejut dan langsung
mengecek waktu Rudi mengirim sms. Dan langsung lega karna hanya sepuluh menit
yang lalu. Bunga langsung bergegas kelur kamarnya untuk menemui Rudi. Dan
menemui Rudi sedang duduk di ruang tamu bersama Bunda dengan secangkir teh dan
satu topes kue kering yang ada di meja.
“ Maaf yah lama. Tadi lagi gak pegang Hp.
Bunda kenapa gak bilangin Bunga sih. Kan jadi gak enak sama Rudi nunggu lama.”
Kata Bintang dengan raut wajang sedikit malu.
“ Gak apa-apa kok. Aku yang ngelarang Bunda
kamu buat bilangin kamu. Abisnya aku takut kamu lagi istirahat.” Sahut Rudi
yang berhasil membuat Bunga sedikit lega.
Banyak pembicaraan yang terjadi antara
Bunga dan Rudi. Dan terkadang di sambut tawa kecil dari Bunga yang membuat ia
melupakan sejenak taentang kekasihnya yang sudah Satu tahun tak memberi kabar
kepadanya dan Bunga tak lagi terlalu sering memikirkan hal tersebut. Karna Rudi
sudah banyak menyita pikrannya akhir-akhir ini.
Namun Bunga selalu berusaha menjaga perasaannya
terhadap Dodi. Dan tidak memutuskan untuk berharap banyak kepada Rudi. Walaupun
menurutnya Rudi memang pantas untuk diharapkan. Tapi Bunga akan selalu
mengingat petkataan yang pernah ia dengar dari Nia.
♪
Bunga sudah siap dengan gaun ungu yang ia kenakan
pemberian kekasihnya Dodi. Dan sebenarnay kesalahan besar jika ia
menggunakannya untuk menemui laki-laki lain selain orang yang memberikan gaun
tersebut yaitu Dodi.
Gaun ini kan punya gue. Dan sudah jadi hak gue.
Lagipula buat apa kalo Cuma untuk dipajang. Pikirnya yang merasa keputusan untuk
memakain gaun itun adalah baik dan tak mau peduli gaun itu digunakan untuk apa
dan untuk bertemu siapa.
Dinner kali ini bener-bener romantic
menurut Bunga. Namun sampai kapanpun bersama Dodi adalah hal paling indah.
“ Bunga, ada yang mau gue omongin sama lo.”
Kata Rudi memulai
“ Apa?” jawab Bunga sedikit penasaran
“ akhir-akhir ini gue jadi sering kangen
lo. Dan selalu mikirin lo.” Sahut Rudi yang terus memperhatikan Bunga .
“Terus?” Tanya Bunga yang pura-pura tak
tahu maksud Rudi
“ Maksud gue… gue suka sama lo. Dan gue mau
lo jadi pacar gue.” Kata Rudi yang berhasil memberhentikan asiknya makan ice
cream dan membuat Bunga merasa ada sebuah tombak yang menusuk jantungnya.
“ gue gak bisa jawab sekarang.” Sahut Bunga
yang disusul keinginan Bunga untuk cepat sampai rumah dan merenung tentang
kekasihnya Dodi.
♪
Bunga memutuskan untuk membuka
account e-mailnya untuk mengecek apakah Dodi berusaha untuk mengetahui kabar
Bunga atau tidak. Dan berhasil membuat Bunga terkejut karena ia mendapat 12
e-mail baru. salah satunya adalah
From :
nugraha.dodi@yahoo.com
Subject :
Pagi sayang. Aku denger kamu pindah sekolah yah?
Gimana sekolah baru kamu?
Aku berharap kamu masih nyimpen aku di hati kamu.
Karna aku
pun demikian.
Kamu baik-baik yah di Jakarta. Jakarta itu panas
gak kaya di bandung sejuk. Padang juga panas banget. Gak kaya bandung adem.
Apalagi ada
kamu.
Bunga melihat waktu kapan saat Dodi
mengirim e-mailnya tersebut. Ternyata sudah tiga bulan yang lalu. Bunga merasa
tak perlu membalas e-mail tersebu. Tapi akan merasa berdosa apabila tak dibalas
karna bagaimana pun Dodi sudah berusaha menghubunginya dan berusaha memberi
kabar bagaimana dia disana.
Subject :
Maaf baru bisa bales sekarang.
Aku kira kamu sama kaya temen-temen aku. Sudah pada
hijrah ke Facebook.
Kamu gak
perlu kirim e-mail lagi. Lewat Facebook aja.
Nih nick nya
Bunga Cintya Sasmojo. No handphone
aku 087878304576
Bunga merasa lega karena ia tahu bahwa Dodi
masih menganggapnya sebagai kekasih. Tetapi bunga berfikir itu kan 3 bulan yang
lalu. Apa masih sama seperti sekarang? Bagimana kalo sudah berubah?
Namun tiba tiba
muncul Rudi dalam fikirannya saat itu dan berhasil menyita seluruh fikiran
Bunga dan juga berhasil menyingkirkan Dodi yang telah lebih dulu berada di
dalam fikirannya.
♪
From: Bunda
Nanti sepulang sekolah kamu
gantiin Bunda jaga kios yah.
Bunda mau ada
acara sebentar
Ternyata tak hanya ada satu pesan baru di
ponsel Bunga. Rudi pun mengirim pesan kepada Bunga saat itu.
From: Rudi
Siang cantik. Kamu dimana? Aku kangen nih.
Tadi aku
lewat rumah kamu sekalian mampir. Kata bibi,kamu ada di kios.
Aku boleh
kesana gak?
Bunga merasa pesan itu tak perlu dibalas.
Karna untuk saat ini ia memutuskan untuk tidak bertemu dengan laki-laki yang
hampir berhasil menggantikan sosok Dodi. Dan ia tahu, akan sangat salah jika ia
berhasil menggantikan posisi Dodi dengan Rudi. Ia tak mau hubungan yang sudah
ia jalani sejak 3 tahun kemarin hancur hanya gara-gara kehadiran sosok
laki-laki baru yang sebelumnya tak ia kenal. Berbeda dengan Dodi. Sebelum
mereka memutuskan untuk pacaran, sebelumnya mereka menjalin persahabatan sejak
kelas tujuh.
Bunga sangat sibuk mlayani pembeli yang
daritadi terus memenuhi kios Bundanya. Untunglah Bundanya tak terlalu lama
meninggalkan kios dan membiarkan Bunga kerepotan melayani pembeli.
Dua bungkus nasi goreng di bawa Bunga yang
baru saja ia beli dari pasar. Bunga langsung menghabiskan nasi goreng dan tak
ada sepatah kata pun keluar dari mulut Bunga.
“ Cape ya geulis? Makasih loh sudah di
bantu.” Kata Bunda mengawali
“ Sama-sama Bunda. Lagipula sudah lama juga
aku gak Bantu Bunda.” Sahut Bunga yang sudah lebih dulu menghabiskan nasi
gorengnya. Karena perutnya belum ketemu makanan sejak tadi siang.
“ oh iya,sebentar lagi kamu ulang tahun
yang ke-17. Mau di rayakan dimana?” kata Bunda menanyakan.
“ Dirumah saja. Kecil-kecilan juga gak
apa-apa. Pengen sama temen-temen deket sama keluarga aja. Gak mau
hambur-hambur. Lebih baik digunakan buat keperluan yang lain.” Sahut Bunga.
Bunga memang tak terlalu banyak keinginan.
Yang paling diutamakan adalah yang penting Binga dan Bundanya bahagia dan semua
berkecukupan. Bunga sangat mengerti Budanya.
♪
Bunga menerima permintaan teman dari Dodi Nugraha Setiabudi. Dan membuka
satu e-mail baru yang diterimanya.
From :
nugraha.dodi@yahoo.com
Subject: :
Iya gak apa-apa. Udah aku add ko Fb kamu.
Baik baik yah disana.
Aku sayang kamu
Cuma kamu yang aku sayang.
Please
believe me.
Only you in my mind. I always thinking of you.
Miss you so
much.
Maaf kalo
aku gak bisa sering sering ngehubungin kamu.
♪
“ Met ultah yan cantik. “ Nia datang
dan langsung menyapa.
“ Sama-sama. Maksih juga udah datang.”
Jawab Bunga dan langsung disusul oleh senyuman yang meluncur dari bibir mungil Nia.
Sudah pasti Rudi datang dan berusaha
memberikan sedikit kebahagiaan kepada Bunga. Dengan sekotak hadiah yang di
pegang Rudi dan kini telah berada di tangan Bunga. Dan langsung memberi salam
kepada Bunda yang berdiri di samping Bunga.
Acara telah dimulai. Sampai acara
inti sedang berjalan. Doa dan harapan Bunga meluncur pada saat make a wish.
Bunga dan Bundanya bahagia. Dan ia juga berharap Dodi bisa hadir untuk
memberikan sedikit kebahagian di hari ulang tahunnya itu.
First cake sudah pasti untuk Bundanya.
Dan pada saat Bunga sudah memegang potongan kue yang kedua,Rudi berharap kue
tersebut akan di berikan kepadanya. Namun harapan itu buyar ketika datang
seorang laki-laki berdiri dihadapkan tamu yang hadir.
“ Happy Birthday geulis.” Sapa
laki-laki itu yang sangat mengejutkan Bunga. Dan di sambut Bahagia. Bunga
sedikit tak percaya. Dodi hadir ditengah-tengah kebahagiaan ulang tahunnya.
Bunga langsung berari untuk memeluk Dodi dan dibalas pelukan oleh Dodi untuk
melepas rindu yang sudah satu tahun ia tahan. Dan saatnya tiba untuk meluapkan
kerinduannya itu.
Nia sadar bahwa laki-laki itu adalah
laki-laki yang digambar dan di pajang di dinding kamar Bunga. Namun tidak bagi
Rudi. Rasa heran yang terus menghantui. Dan bnyak pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam benaknya. Setahu Rudi Bunga belum mempunyai kekasih. Dan Rudi
melihat keakraban antara Bunga dan laki-laki itu.
Sampai acara berakhir, Dodi tak
ingin melepaskan genggaman tangannya. Dan sampai rumahnya sepi, Bunga tak
melihat Rudi pamit pulang pada Bintang ataupun pada Bundanya. Namun Bunga tak
terlalu memikirkan hal tersebut.
Sudah tiga hari ini Dodi berada di
Jakarta. Dan tiga hari itu pula Dodi menghabiskan waktunya dengan Bunga. Dari
mulai nonton Bioskop dan masih banyak lagi. Akhirnya Bunga mengantar Dodi
Menuju bandara dan Dodi berjanji untuk menghubunginya jika sudah sampai di
Padang.
♪
Nada pesan bordering dua kali
menandakan ada dua pesan baru yang masuk dan siap di baca oleh pemilik ponsel
tersebut. Namun entah kenapa Bunga memutuskan untuk istirahat di siang yang
lumayan panas.
Dan akhirnya Bunga terbangun oleh
panggilan Bunda yang memberitahu bahwa Nia sudah hadir di rumahnya untuk
mengerjakan tugan Bahasa Indonesia.
Bunga melihat ponselnya dan ingin
mengetahui siapa yang mengirim pesan ke ponselnya siang tadi.
From: Dodi
Aku sudah sampai. Jangan lupa istirahat dan makan
yah
From: Rudi
Laki-laki yang kemaren itu siapa?
Kok kamu gak pernah cerita sama aku?
Bunga hanya memutuskan untuk membalas pesan
dari Dodi saja. Ia berusaha untuk menjaga hatinya. Dan tidak ingin kejadian
kemarin kembali terjadi dan membuat Bunga merasa menghianati Dodi.
“Bunga, Rudi gak mau berenti nanya soal
Dodi. Padahal gak pernah gue kasih tau. Tapi dia tetep ngeyel” kata Nia
“sudahlah… diemin aja. Ntar juga capek
sendiri.”
Dan Bunga minta izin pada Bunda untuk pergi
mengantarkan Nia pulang ke rumahnya.
♪
Subject :
Bunga. Aku mau kita putus aja. Aku gak mau nyiksa
kamu terus nungguin aku tanpa kejelasan. Aku memutuskan untuk kita pisah aja.
Tapi
percayalah. Aku tetep sayang kamu. Aku janji aku pasti pulang dan kembali ke
Jakarta untu kamu dan demi kamu.
Aku yakin keputusan aku ini buat kamu sedih. Tapi
aku tau kamu pasti lebih sedih kalo terus-terusan nunggu aku yang ga jelas
entah sampai kapan di padang dan kembali menetap di Jakarta.
Aku yakin kamu bisa ngertiin keputusan aku
Seakan ada tombak tajam yang menusuk
jantungnya dan memberhentikan detak jantungnya. Dan Bunga benar-benar bisa
merasakan detak jantungnya berhenti saat ia membaca e-mail dari Dodi.
♪
To: Rudi
Aku mau ketemu kamu.
Ada ahal penting yang perlu di bicarain
Jemput aku
di rumah sekarang
Sudah 30 menit Bunga menunggu Rudi yang
tidak muncul batang hidungnya. Dan berhasil datang di menit ke 35. Dan langsung
memutuskan untuk meluncur ke resto di Kedai di daerah Kemang.
“Dodi siapa? Kenapa kamu gak pernah cerita
sama aku sebelumnya. “ kata Rudi mengawali
“ Dulu dia pacar aku. Sekarang mantan aku”.
Jawab Bunga dengan nada datar.
Dan di sambut senyum indah yang meuncur
dari bibir tipis Bunga. Dan mereka berdua memutuskan untuk berpacaran. Bunga
berusaha sedemikian apapun untuk menyayangi Rudi. Dan terbukti. Dengan
perhatian yang terus diberikan Rudi, Bunga mulai menginginkan rudi dan seolah
tak ingin jauh.
♪
Sudah tiga bulan Bunga menjalani
hubungan dengan Rudi. Awalnya memang penuh perhatian. Namun semakin lama hanya
sekali mengirim pesan kepada Bunga. Dan mulai timbul perasaan kecewa di hati
Bunga karena kenapa Rudi bersikap seperti itu kepadanya. Bunga merasa Rudi kini
tak memerlukannya ada di samping Rudi.
Dering MMS bunyi di ponsel Bunga.
MMS dari Nia telah Bunga terima. Dan perasaan saat Dodi memutuskan hubungannya
kini timbul saat ia melihat foto Rudi sedang mencium mesra pipi seorang wanita
yang tak ia kenal. Rasa cemburu berkecamuk dan bercampur rasa amarah dan
kebencian yang sangat besar terhadap laki-laki yang Bunga harapkan bisa lebih
baik Daripada Dodi.
Kini perkataan Nia yang dulu pernah
di katakan kepada Bunga benar-benar terjadi. Perasaan bersalah terhadap Dodi
karena berusaha melupakannya pun muncul. Bunga lebih memilih untuk berbaring di
kamarnya seharian. Bunga memutuskan untuk tak melakukan kegiatan apapun
termasuk menatap ponselnya yang semalam menerima gambar yang membuatnya ingin
mati sejenak. Ternyata
semua laki-laki sama. Tapi lo beda. Andai semua laki-laki kaya lo. Pikir
bunga yang sibuk melamuni.
Libur semester tiba. Hari pertama
Bunga memutuskan untuk berdiam diri di rumah dan mengurung diri di kamar. Sudah
tiga hari ia tidak mengaktifkan ponselnya. Dan Bunga sama sekali tak ingin
sedikitpun menggubris ponselnya.
♪
Hujan menepati janjinya dengan
datang di malam hari ini. Membasahi tanah kering yang berasap saat tersentuh
air. Membawa hawa dingin. Menimbulkan dentingan di atap-atap rumah yang di
datanginya. Terutama atap rumah Bunga.
Di dalam kamar Bunga meringkuk
merasakan dingin nya angin yang mampu menusuk sampai kedalam tulang Bunga.
Angin yang tak terlalu dingin terasa sangat dingin karena suhu badan Bunga yang
tinggi. Dan kepalanya menjadi sangat pening saat itu.
Ponsel Bunga yang sejak tadi
menampung banyak pesan masuk yang tak diketahui entah dari siapa. Dan dengan
setengah sadar Bunga mengangkat telpon masuk dan Bunga tidak sadar dengan siapa
ia berbicara.
Rudi merasa sedikit lega karena pada
akhirnya telpon yang sudah berkali-kali akhirnya di angkat oleh Bunga. Dan di
jawab dengan jawaban yang terbata-bata yang menandakan bahwa cewek ini seadang
tidak dalam keadaan baik-baik saja.
♪
“ Nia… Bunga kemana? Belum ngeliat
gue”. Tanya Rudi kepada Nia.
Dan di jawab seperlunya dan jawaban
tidak tahu dari Nia. Sebenarnya Nia benar-benar tidak tahu Bunga kemana. Karena
dari Bundanya juga tak memberi kabar ke sekolah pagi ini.
♪
“kenapa kamu tega sama aku? Gampang
banget kamu cium cewek ini. Ini siapa?” Tanya Bunga yang disertai perasaan
ingin menampar laki-laki yang mulai ia sayang sejak itu. “ Itu gak seperti yang
kamu liat dan kamu sangka. Kamu harus mendengarkan penjelasan aku. Aku jelasin
yah…………………… “ penjelasan Rudi yang tak disambut hangat oleh Bunga. Karena ia
merasa penjelasan itu percuma dan takkan pernah menghilang rasa benci yang
sudah terlanjur berkecamuk di rongga hatinya yang masih menyimpan sedikit
kenangan tentang Dodi.
Di depan rumah Bunga menengadah ke langit
yang berwarna abu-abu tua nyaris hitam. Di angkasa pun semuanya tampak seperti
film animasi. Di atas sana, seorang laki-laki kartun duduk santai sambil
memancing di atas bulan sabit yang juga di gambar animasi. Logo “Dreamlight”
itu tampak jelas dihadapannya. Bunga bertanya-tanya bagaimana caranya naik
keatas sana.
“ Bunga…” panggil Rudi yang menyadari
perkataannya sedari tadi tak di dengar oleh Bunga. Pada saat panggilan ketiga,
akhirnya Bunga tersadar dari lamunan yang membuatnya terheran entah sudah
sampai mana ia melamun tadi sampai-sampai tak mendengarkan penjelasan kekasih
yang sekarang ia benci.
♪
Hamparan rumput luas yang sekarang berada
dalam tatapan Bunga. Beberapa pasang kekasih yang terlihat sedang asyik tertawa
riang yang pernah Bunga cap sebagai Pasangan yang tak tahu tempat untuk
melabuhkan kasih cinta mereka. Dan kini Bunga berada dalam kategori pasangan
kekasih yang tak tahu tempat pelabuhan cinta.
Tangan Rudi berusaha menempatkan tangannya
di tangan Bunga. Dan berharap tidak mendapat respon yang tidak baik dari Bunga.
Dan ternyata ketakutan itu tak menjadi kenyataan. Rudi senang karena pada
akhirnya dia bisa menggenggam ruas-ruas jari Bunga yang halus karena hampir tak
pernah melakukan pekerjaan di rumahnya.
♪
Buku-buku ku baca tuk pelajari dirimu
Jelajahi hatimu
Begitu sulit tuk kupahami
Cukup luas tuk menyesatkanku
Di hatimu.
Hatimu adalah padang pasir tak berujung
Dengan banyak oasis walau sering diamuk badai
Hatimu adalah savanna tak bertepi
Dengan banyak kompetisi, tempat banyak dunia
berlari
Hatimu, padang pasir kucari oasis
Hatimu, tempat ku berlari
Duniaku berlari
Bebas
♪
Rasa benci yang berhasil menghilang
setelah sekian lama masalah yang hampir menggerogoti rasa sayang kepada Rudi
yang hampir habis. Dan hampir tumbuh setelah puisi cinta banyak menghiasi account
Facebooknya. Yang sangat memenuhi beranda.
“ Seneng deh lo bisa maafin gue”
kata Rudi
“ ya.” Jawab Bunga dengan nada datar
“ Lo sayang gue kan?”
“ Iya. Gue sayang.”
“ Gue janji bakal setia sama lo. Dan gue
jamin kejadian kemaren gak akan terulang lagi.”
“ Iya iya.”
Entah kenapa yang di janjikan Rudi
padanya tak mengembalika semua rasa sayang yang dulu Bunga rasakan. Dan Bunga
berusaha sedemikian untuk menutupi kebohongannya bahwa Bunga mempercayai janji
Rudi padanya. Dan kali ini pening yang sangat dan di susul dengan rasa nyeri
yang begitu kuat datang lagi. Sekarang Bunga tak bisa menyembunyikan wajahnya
yang semakin menghilangkan rona wajahnya dan menjadi putih memucat.
“ Bunga.”…… panggil Rudi yang tanpa
Bunga menyadarinya.
“ Bunga lo kenapa?” Tanya Rudi
dengan nada panic.
Dan berubah menjadi nada khawatir
dan sedikit memaksa Bunga untuk memberitahu keadaannya pada Rudi yang sedang
cemas karena Bunga sedikit kehilangan keseimbangan tubuhnya.
“ Gue gak apa-apa ko” kata Bunga
memastikan. Di sambut ajakan pulang oleh Rudi karena tak ingin terjadi apa-apa
pada Bunga.
♪
Hamparan warna putih langsung
menyambut Bunga ketika ia siuman dari tidur yang tak disadari Bunga sudah 3 jam
Bunga tak sadar. Bunga mendapati Bundanya berdiri dengan rona sedikit bahagia
di wajahnya yang sudah sedikit keriput karena putrinya sudah sadar dan
menghilangkan rasa khawatir yang sedari tadi hilir mudik di dalam kepalanya.
Aroma obat yang sudah sangat akrab
dengan hidungnya sejak sepuluh tahun saat menemani sang Bunda terserang Tifus.
Sangat akrab tetapi sama sekali Bunga tak menyukai aroma ini dan membuat Bunga
ingin segera cepat-cepat pergi dari tempat yang membuatnya Bad Mood.
Dan akhirnya Bunga diizinkan untuk
meninggalkan Rumah Sakit ini. Bundanya lebih dahulu untuk memesan taksi.
“ Ngapain kamu disini? Kamu udah
baik ke Jakarta?” sapa Bunga yang terheran karena melihat Dodi sedang berjalan
dengan arah yang berlawanan dengan Bunga.
“ Gak. Aku cuma jengung tanteku.”
Sahut Dodi dan berusaha untuk meyakinkan Bunga yang memasang mimic wajah heran
“ Aku duluan yah.” Lanjut Dodi dan
langsung pergi seperti orang yang terburu-buru.
Hhmm mungkin ia benar-benar jujur. Pikir Bnga
yang langsung menyusul Bundanya karena tak mau lagi menghabiskan waktu hanya
untuk memikirkan laki-laki itu.
♪
Televisi itu menyala di ruang gelap.
Menghantarkan radiasi lebih kuat dari biasanya. Menayangkan gambar demi gambar
dan iklan demi iklan kepada seorang penonton. Satu penonton yang pikirannya
sedang berkelana dalam dunianyan sendiri. Setiap gambar dan suara yang keluar
dari televisi tak terlintas di kepalanya.
Uap air yang keluar dari dispenser
menyirami kopi bubuk yang berada dalam cangkir. Dan langsung membaur dengan
serbuk kopi tersebut. Secangkir kopi hangat kesukaan Bunga jika sedang penat
dengan kegiatan yang dilakukan dalam rumah yang terkesan monoton.
Goresan demi goresam pensil Bunga
tuangkan dalam kertas kosong. Goresan tersebut menghubungkan ke goresan yang
lain saling mengikat dan membentuk sebuah gambar seorang ibu yang sedang
Menggendong buah hatinya.
To: Rudi
Lagi dimana?
Pengen ngobrol nih
Kucing di rumah gue kangen
Hanya menunggu 30 menit sosok Rudi
sudah hadir di depan teras rumahnya. Dan langsung disambut aroma teh hangat
yang sudah Bunga buat lima menit lalu.
“ Ada apa? Tumben nyuruh kerumah.”
“ gak apa-apa. Pengen ngobrol aja.”
Kata Bunga dan dengan senyum
Dodi. Lagi-lagi datang menyita benak
Bunga yang tengah berusaha menghapus bayangan wajah Dodi karena ia merasa ingin
menghargai Rudi yang sudah datang karena Bunga memintanya.
“ Besok Dodi di Jakarta. Gue mau
ketemu dia.” Pinta Bunga dengan sedikit memohon.
“ Yaudah. Tapi inget! Jangan jatuh
cinta sama dia lagi yah?” dengan nada bercanda. Dan di susul senyum bahagia
dari Bunga.
♪
To: Dodi
Aku dah di depan nih
“ Dodinya ada bi?”
“ Den Dodi sedang keluar bersama
ibu.”
“ Sudah lama? Kira-kira kemana yah?”
“ Baru saja. Katanya mau ke Rumah
Sakit Kencana”
“ Makasih ya bi.”
Tanpa berpikir panjang Bunga
langsung bergegas menuju rumah Sakit yang dimaksud. Dan berusaha berpikir
positif untuk tidak berprasangka buruk tentang Dodi. Ia yakin tak akan terjadi
apapun pada Dodi.
Sampai di depan pintu loby Rumah
Sakit, Bunga sudah beradu pandang dengan Dodi.
“ Loh Bunga! Ngapain disini?”
“ Aku mau nyusul kamu. Aku Cuma mau
mastiin kamu gak apa-apa.”
“ Oh. Ternyata kamu masih khawatir
sama aku. Mending kita pulang.”
Banyak perbincangan yang terjadi
antara Bunga dan Dodi. Mungkin hanya seedar melepas rasa rindu. Walaupun di
antara mereka tak ada hubungan apa-apa dan hanyan teman untuk saat ini. Tapi Bunga
tak pernah munafik kalo Bunga memanglah merindukan sosok Dodi yang dahulu perna
membuatnya bahagia di suatu masa.
Untuk saat ini Bunga tak mengetahu
apakah hati Dodi sudah dimiliki perempuan lain atau tidak. Karena Dodi selalu
mengalihkan pembicaraan setiap di singgung tentang siapa kekasihnya saat ini.
Dan Bunga mengurungkan niatnya untuk mengintrogasi mantan pacarnya itu. Karena
Bunga takut Dodi merasa terganggu dengan pertanyaan yang sering dilontarkan
oleh mulut Bunga.
♪
Sudah satu minggu Dodi tak
menghubungi Bunga. Dan Bunga lebih memilih untuk tak memikirkan hal tersebut
dan berikir positif. Atau lebih baik menghabiskan waktu bersama Rudi. Laki-laki
yang berusaha Bunga perhatikan. Agar tak menimbulkan rasa curiga di benak Rudi.
Ponsel Bunga bergetar dua kali
menandakan adanya pesan baru. bunga memilih untuk mengabaikannya karena saat
ini Bunga sedang bersama Rudi.
19.00 WIB
Bunga mengecek pesan tersebut.
From: Dodi
Jam 8 aku jemput kamu.
Ada yang penting
Bunga langsung bergegas mandi untuk
siap-siap karena sebentar lagi Dodi akan datang untuk menjemput dirinya. Dan
tak tahu hal apa yang ingin dibicarakan oleh Dodi. Dodi memang penuh kejutan
dan juga penuh misteri. Bahkan selalu berhasil menyembunyikan wajah sedihnya
dan mengganti dengan rona wajah bahagia.
From: Dodi
Aku dah di depan
To: Dodi
Masuk aja. Gak di kunci. Aku
lagi siap-siap
Dodi membuka pintu yang memang
benar-benar tak di kunci. Suasana rumah itu memang belum ada yang berubah.
Kehangatan yang sering dirasakan empat tahun lalu. Pandangan tajam Dodi tertuju
pada sebuat frame yang berisi Foto Bunga bersama Dodi dan Bundanya yang diambil
pada saat Bunga lulus SMP.
“ Dodi .” suara Bunga memanggil Dodi
yang sedang berusah mengngat Masa itu.
Rumah memang dalam keadaan sepi.
Karena Bunda sedang pergi ke rumah Paman sejak sore tadi dan sampai saat ini
Bundanya belum pulang ke rumah.
“ Kamu cantik.” Puji Dodi pada Bunga
yang saat itu mengenakan Gaun ungu pemberiannya dua tahun lalu. Dan disambut
pelukan hangat dari Dodi dan medarat sebuah ciuman di bibir tipis Bunga. Dan
Bunga bisa merasakan hembusan nafas yang Dodi saat itu. Dodi membuat Bunga
menikmati saat itu.
“ Argh..”
“ Sorry.”
Dodi memutuskan langsung berangkat.
Tak lupa sebelumnya ia meminta maaf karena tak seharusnya melakukan itu karena
Bunga bukan siapa-siapa. Mereka hanya berteman.
Kenapa gue mau lo cium? Kenapa gue jadi bodoh sesaat
karena lo? dan Bunga memutuskan untuk berhenti
memikirkan semua pertanyaan itu. Di sisi lain memang ia masih mengharapkan Dodi
untuk kembali. Tetapi Bunga hanya seorang perempuan yang tak bisa melakukan
banyak hal untuk memperbaiki hubungannya dengan Dodi.
Dodi
masih merasa bersalah pada Bunga. Perempuan yang menjadi Labuan nafsu
sesaatnya. Dodi berharap Bunga tak marah padanya. Dan kalau memang marah, ya
suatu hal yang wajar dan Dodi merasa patut dimarahi karena sikapnya yang salah
dan tak menjaga Bunga.
Dan
mereka sampai di resto Kedai di daerah Kemang. Bunga langsung membuka pintu
mobil yaris hitam yang dinaikinya. Dan berusaha berjalan seanggun mungkin agar
orang di sekelilingnya merasa sedikit terpesona. Tapi semua itu buyar karena
yang di dapat hanya tanggapan sedikit meledek dari Dodi.
Bunga
memesan makanan dan kemudian disusul oleh Dodi.
“
Kayaknya kamu agak kurus yah?” kata Dodi memulai dan sambil memasukka sedikit
daging iga bakar yang telah ia potong dan siap meluncur kedalam mulutya untuk
segera dinikmati.
Dan
hanya dibalas senyum kecil oleh Bunga karena perkataan Dodi sangat menggangunya
yang sedang asik menghancurkan mie yang sudah lebih dahulu dimasukkan kedalam
mulutnya.
“
Oh iya, ada yang mau aku omongin tentang kamu sama aku.”
“
Apa? Kayaknya serius banget sih.”
“
Aku mau kamu cepet-cepet luapin aku. Karena aku juga udah punya pengganti kamu.
Emang sih dia gak sebaik kamu. Tapi dia udah berhasil buat aku lupa kamu.”
“
kenapa? Ok kalo emang ini mau kamu. Aku mau pulang sekarang.” Dan Bunga
langsung berjalan menuju mobil dan memutuskan untuk meninggalkan Dodi yang
masih sibuk membayar di kasir.
Bunga
membuka pintu belakang. Karena ia tak mau beradu pandang dengan Dodi. Bunga
bingung apakah harus membenci Dodi atau menanyakan maksud dari perkataannya
tadi yang membuat detak jantung Bunga berhenti sejenak.
♪
Dodi
tak menghubunginya lagi sejak mengajak nya makan makan malam dan membuat Bunga
membenci sosok Dodi.
From: Rudi
Gue mau
kerumah lo.
mau ngambil bahan UAN.
To: Rudi
Ambil aja di
kamar gue.
Tanya Sama
Bunda aja.
Gue lagi
jalan sama Nia.
Pandangan
terkesan menurut Rudi saat pertama membuka pitu kamar Bunga. Dan menyibukkan
dirinya mencari sesuatu yang menjadi tujuannya datang kesini. Rudi menemukan
buku kumpulan gambar Bunga yang tergeletak di meja. Dan mengusik hati Rudi
untuk membuka buku itu. Dan sedikit berbangga hati karena gambar dirinya berada
di dalamnya. Dan termasuk menjadi gambar favorit Rudi.
Entah Rudi harus marah atau memaklum ketika
melihat frame gambar seorang laki-laki dan berusaha mengingat wajah laki-laki
itu. Dan Rudi menemukan bayangan laki-laki itu dan mengetahui bahwa laki-lai
itu adala Dodi. Laki-laki yang pernah membuat Bunga bahagia di suatu masa.
“
Tante aku pamit pulang yah?”
“
Udah ketemu bahannya?”
“
udah tan.” Lanjut Rudi sambil memperlihatkan barang yang dicarinya di kamar
Bunga.
Satu
jam setelah Rudi pamit, Bunga telah sampai di rumahnya bersama Nia. Mereka
langsung memutuskan untuk masuk ke kamar untuk melepas lelah mereka dengan
minum satu kotak jus yang sudah Bunga keluarkan dari kulkasnya.
Bunga
menemukan secarik kertas berisi kumpulan kata-kata yang mnembuatnya sedikit
terbang dan merasakan eufhoria menjalar dari ujung rambut sam pai ujung kaki.
To:
Rudi
Pusisnya
bagus. Makasih yah
Aku
seneng
♪
Rudi
duduk disamping Bunga yang sedang membaca novel barunya yang di beli pada saat
discount besar-besaran di suatu mal. Namun, Bunga tidaklah menyita perhatiannya
pada novel yang sedang di bacanya. Entah kenapa ada sesuatu yang sangat
mengusik ketenangan hatinya dan mengingatkan Bunga tentang Dodi. Hatinya
mengatakan ada sesuatu sedang terjadi dengan Dodi. Perasaan tersebut kini
bercampur dengan perasaan tak percaya karna Bunga yakin tak akan terjadi hal
buruk yang menimpa Dodi.
Sore
itu Bunga menghabiskan waktu dengan Rudi. Dan pada akhirnya jam menunjukkan
pukul tujuh malam dam mereka berdua memutuskan untuk pulang. Tepat jam 07.30
Bunga sampai di rumah. Namun Bunga teringat sesuatu. Ada sesuatu yang
tertinggal di rumah Nia dan Bunga bergegas pergi kesana untuk mengambilnya.
“
Nia ada bi?”
“
Ada non. Sedang bersama…”
“
Sama siapa?” Tanya bunga. Namun hanya sikap berdiam diri dari asisten rumah
tangga Nia.
Dan
Bunga langsung menuju kamar Nia denagn rasa penasaran.
Pintu
kamar bercat coklat itu terbuka. Dua orang yang berada didalam sepertinya tidak
menyadari bahwa ada seseorang memperhatikan apa yang sedang dilakukan. Mereka
asyik memagut bibir satu sama lain.
Dengan
perasaan hancur Bunga berbalik Badan dan berusaha membanting pintu
sekencang-kencangnya. Nia menyadari akan kehadiran Bunga. Langsung berusaha
mengejar Bunga yang sudah hampir jauh. Dan usaha Nia membuahkan hasil. Bunga
berhasil di tahan dan mereka berdua bersujud di hadapan Bunga. Mengakui kesalahan
mereka dan Bunga berusaha menyembunyikan air mata yang hampir jatuh saat itu.
Karena Bunga tak mau terlihat sedih agar mereka tahu bahwa menagisi sikap
mereka adalah hal yang sangat hina.
“
Bunga aku minta maaf. Aku belum sempat menceritakan hal ini sama kamu.”
“
Gak perlu kamu cerita Rud. Semua udah jelas. Kamu memang gak baik buat aku. Kamu
lebih baik untuk Nia.” Kata Bunga berusaha tegar dan seolah-olah menerima atas
perlakuan kekasih dan sahabatnya itu.
“
Bunga, sungguh. Semua ini gak seperti apa yang kamu liat.” Rudi berusaha
membela diri.
Bunga
lebih memilih pergi ketimbang mendengarkan perkataan Rudi yang sangat
membuatnya tak bisa nafas sejenak. Dan sesampainya di rumah, Bunda merasakan
ada sesuatu yang terjadi pada putrinya. Namun Bunga berusaha menutupi dan
tersenyum bahgia seolah-olah tak ada apapun masalah yang sangat menyakitkan
itu.
♪
Tiga
hari berlalu setelah masalah mengenai penghianatan dari sahabatnya itu. Bunga
tak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan. Bunga merasa tak pernah punya
salah pada Nia. Namun mengapa Nia tega melakukan hal itu.
Mengenai
Rudi, Bunga tak mau mengingatnya lagi. Bahkan Bunga menganggap tak pernah
mengenali Rudi sebelumnya. Bunga ingin membuang jauh-jauh kenangan dan
perasaannya terhadap Rudi. Namun Bunga belum bisa melakukan semua apa yang
ingin dilakukan untuk saat ini.
Bunga
memutuskan untuk bertamu ke rumah Dodi. Untuk menceritakan masalah ini dan
untuk memastikan bahwa perasaan tak enaknya kemarin memanglah hanya fiktif
belaka. Bunga berharap kali ini Dodi sedang ada di rumahnya. Karena Bunga butuh
teman untuk sharing. Dan mengapa Bunga memilih Dodi. Karena Bunga percaya hanya
Dodi yang mengerti suasana hatinya saat ini.
Tapi
semua tak seperti apa yang Bunga harapkan. Dodi sedang ke Rumah Sakit bersama
Ibunya. Dan kali ini Bunga ingin menyusul tanpa memberitahu Dodi kalau Bunga akan
menyusulnya. Karena Bunga ingin tahu sebenarnya siapa yang sakit sampai tak
pernah ada di rumah.
Bunga
telah menanyaan kepada bagian Resepsionist. Dan memberitahu bahwa Dodi sedang
berada di ruang Kemoteraphy.
Kemoteraphy? Siapa yang sakit? Mengapa Bunga tak pernah tahu tentang ini
sebelumnya?. Itulah pertanyaan yang sedang bernaung
didalam otaknya. Terheran setelah mendengar penjelasan sang Resepsionist. Namun
bunga berusaha berpikiran positif dan tak mau mengambil kesimpulan sebelum
mengetahui yang sebenarnya dan melihat faktanya.
From:
Bundaku
Bunga,
bantu Bunda jaga kios.
Mang dadang tidak masuk hari ini.
Bunga
langsung pergi meninggalkan Rumah Sakit. Walu masih penasaran,tapi Bunga
berusaha berbakti kepada Bundanya.
♪
“
Ini Bunga.” Dodi berusaha mengarahkan kamera handycamp nya ke arah Bunga yang
sedang membaca buku. Dan Bunga merasa sedikit kesal karena Dodi mengganggu
konsentrasinya. Dan apa yang Dodi lakukan hanya ingin membuat Bunga sedikit
kesal. Dan berhasil.
“
Apa sih Dodi. Ganggu aja deh.” Bunga menjawab dengan sedikit kesal.
“
pendek yah dia. Sambil menunjuk kearah Bunga yang hanya setinggi bahu Dodi.
“
Tapi gue suka.” Dodi berusaha untuk jujur
Bunga
hanya tersenyum kecil.
Dodi
benar-benar menjadikannya ratu dalam sehari. Karna bunga benar-benar tak bisa
melupakan saat seperti ini. Dan sebenarnya Bunga ingin selalu seperti ini
dengan Dodi.
♪
Hari
ini akan dilaksanakan Ujian Akhir Nasional. Dan Bunga sudah berjanji kepada
sang Bunda untuk bisa membuat Bundanya sedikit bangga karena nilai yang
didapatnya nanti.
Pagi
ini Bunga melihat Rudi membonceng sahabatnya. Dan akhirnya Bunga memutuskan untuk
tak akan pernah berhubungan dengan Rudi dan Nia. Karena bagi Bunga kepercayaan
seperti penghapus. Akan semakin kecil jika ada kesalahan. Dan saat ini Bunga
sudah tak mempercayai keduanya. Namun Bunga tak mau menyimpan rasa benci
apalagi dendam.
Dan
seperti hari hari kemarin. Nia berusaha menjelaskan. Bunga selalu melakukan hal
yang sama. Mendengarkan tetapi tak sepenuhnya mendengarkan. Dan setelah Nia
selesai menjelaskan, Bunga memilih untuk pergi. Karena semakin lama Bunga
bersama Nia, semakin sakit rasanya.
♪
Ujian
telah Bunga lalui dengan usaha yang semaksimal mungkin. Bundanya akan memberi
hadiah mobil baru jika nilai rata-rata ujian Bunga diatas angka delapan. Dan
Bunga mendapat nilai rata-rata delapan koma dua. Bunga berhasil membuat
Bundanya sedikit bangga. Karena Bunga merasa selama ini tak pernah membuat
Bundanya bangga.
Dan
Bunga akan berlibur bersama Dodi di Aceh bersama Bunda dan Mama Dodi. Bunga
berharap kali ini akan membuatnya bener-benar yakin akan Dodi. Dan sebaliknya
pada Dodi. Dan benar saja. Setiap hari, Dodi selalu membuatnya bahagia. Dari
mulai menyantap mie Aceh di tepian jalan raya. Namun dari segi rasa, memang
sangat enak dan berkelas. Pantas untuk masuk kategori hidangan restaurant. Dan
masin banyak lagi moment yang tak bisa luput dari ingatan Bunga.
♪
“
Bunga, ini kan hari terakhir disini. Aku mau ngajak kamu ke Alun-alun kota
Aceh.” Pinta Dodi yang sama sekali tak bisa ditolak oleh Bunga.
Tepat
pukul 19.00 mereka menuju tempat yang ingin mereka kunjungi. Mereka mengendarai
Yaris hitam milik Dodi. Lagu always be my beby melantun di tengah tengah
keheningan. Karena Bunga memilih untuk melihat suasana kota Aceh di malam hari.
Tak sengaja Bunga melihat ke arah Dodi. Bunga melihat wajah Dodi seperti
seseorang yang sedang menahan rasa sakit. Namun Dodi berusaha menutupi dan
Bunga memilih diam bermaksud untuk tak mengganggu Dodi yang sedang menyetir
“
Dodi awaaaaaaaaaaaaaaasssssssss………” Teriak Bunga yang berhasil menyadarkan Dodi
bahwa ia hampir menabrak kendaraan yang berlawan arah. Bunga menggantikan Dodi
menyetir mobil. Bunga memutuskan untuk berbalik arah menuju penginapan, namun
Dodi menolak dengan alasan tak mau menyia-nyiakan waktu indah bersaa Bunga.
Dengan terpaksa Bunga menuruti kemauan Dodi.
“
Dodi kamu kenapa?” Tanya Bunga dengan perasaan sangat khawatir. Bunga langsung
mengarahkan mobilnya untuk mencari unit kesehatan terdekat. Keberutungan sedang
berihak pada mereka. Tak ada satu kilometer, Bunga menemukan Rumah Sakit dan
langsung menanyakan pada security dimana letak UGD. Dengan terburu-buru Bunga
langsung mengambil kursi roda yang berada di pos security.
“
Dok, Dodi mendadak pingsan. Sebelumnya saya melihat dia seperti sedang menahan
Rasa sakit di dadanya yang amat dok.” Bunga berkata pada dokter dengan perasaan
sangat khawatir. Tak lupa Bunga memberi kabar pada Mama dan Bunda.
♪
Dokter
meminta Mama Dodi untuk berbicara di dalam ruang dokter. Dan Mama Dodi memilih
sendiri dan tak mau ditemani. Sementara di luar Bunga terlihat gelisah menunggu
Mama Dodi keluar dari ruang. Walau Bunda selalu mencoba menenangkan,tetapi
rasanya Bunga tidak bisa tenang menghadapi masalah ini. Apalagi mengenai Dodi.
Setelah
menunggu tiga puluh menit, akhirnya Mama Dodi keluar dan terlihat sembab
seperti habis menangis. Sebenarnya Bunga tak menegerti,tetapi Bunga
mengurungkan niatnya untuk bertanya mengenai Dodi. Karena Bunga tak mau melihat
Mama Dodi semakin sedih.
Setelah
sampai rumah, semua sepakat untuk kembali ke Jakarta besok pagi karena takut terjadi
macam-macam pada Dodi. Lebih baik berada di Jakarta. Karna lebih dekat dengan
dokter yang sering menangani Dodi.
♪
“
Bunga, aku boleh minta sesuatu? Aku mau kita foto,trus kamu gambar. Dan aku mau
kamu simpen foto dan gambar itu.” Pinta Dodi.
“
Boleh. Apa sih yang enggak buat kamu. Ko tumben kamu minta di gambar?” jawab
Bunga setengah meledek.
Dodi
hanya tersenyum kecil
“ Oh
iya. Satu lagi. Tiga hari setelah kamu selesai gambar foto kita,kamu mau kan
main ke rumah ku untuk nunjukkin bagusnya gambar kamu ke aku. Aku pasti bakal seneng
banget.”
“
Iya Dodi. Aku pasti main.” Jawab Bunga dengan senyum.
♪
Bunga
menggambar sambil mencari-cari maksud Dodi ingin di buatkan gambar dirinya
bersama Bunga. Namun pikiran itu cepat hilang dan diganti dengan konsentrasi
Bunga akan gambar tersebut. Karena Bunga menginginkan yang sempurna.
Setelah
selesai Bunga langsung membingkai gambarnya itu. Tak lupa ia mencatat tanggal
di sudut kiri bawah.
From:
Bundaku
Jemput
bunda yah
Gak ada
taksi.
Bunga
langsung menuju kios Bundanya karena tahu pasti bundanya sudah menunggu.
“
Kamu mau kuliah dimana?” Bunda bertanya
“
Gak tau Bun. Pengen ambil psikologi.” Jawab Bunga.
“
boleh aja. Tapi harus di fikirkan secara matang yah. Biar gak jadi beban.”
Nasihat Bunda
Bunga
langsung melajukan mobilnya. Karena rasa kantuk sudah mulai datang. Sampai
dirumah Bunga langsung masuk ke kamar Barbie nya. Dan tanpa melihat ponselnya.
Bunga tak tahu jika Dodi berusaha menghubunginya.
Perasaan
tak enak yang dulu pernah ada kini datang. Dan lagi-lagi mengingatkan tentang
Dodi. Bunga langsung mencari ponsel nya. Dan mendapati 12 missed call dan 3
pesan baru.
From: Dodi
Kamu kemana
aja?
To: Dodi
Maaf tadi
gambar
Trus jemput
Bunda.
Dari
pesan yang dikirim Dodi sepertinya tak mau jauh. Tetapi Bunga ragu. Karena Dodi
tak pernah mengungkapan perasaannya untuk saat ini kepada Bunga.
♪
Bunga
tak sabar melihat rona bahagia di wajah Dodi setelah melihat gambar yang sudah
dibuat tiga hari yang lalu. Bunga langsung menuju rumah Dodi. Bunga berniat
mampir ke toko kue dan membeli pie Durian kesukaan Dodi.
Sampai
didepan halaman, Bunga bertemu langsung dengan Mama dodi dan langsung mengantar
Bunga menuju kamar Dodi. Sambil sedikit kelihatan sedih tampak di raut
wajahnya. Sambil berusaha untuk membicarakan sesuatu. Namun Dodi sudah
mengetahui kedatangan Bunga.
Dodi
tak ingin Bunga masuk kedalam kamarnya. Dodi menyuruh Bunga untuk menunggu di
ruang keluarga. Sambil Bunga memperhatikan frame yang terpajang di dinding.
“
Bunga.”
Bunga
langsung menoleh karena da yang menyebut namanya.
Bunga
tak dapat menahan rasa harunya. Air mata yang keluar sudah tak mampu di bendung.
Yang kemudian disusul oleh tetesan yang menyusul dan terus keluar. Seolah tak
mau berhenti membasahi pipi halus Bunga.
Bunga
melihat Dodi sudah dalam keadaan lemah. Hanya kursi roda yang mampu menahannya.
Rambutnya sudah habis karena efek dari kemoteraphy. Mata cekung dan warna
coklat tua yang melingkari matanya.
“
Inilah jawaban dari semua keraguan yang ada dalam hatimu. Aku gak mau buat kamu
sedih. Aku mau kamu lupain aku. Karna sampai kapanpun aku gak akan buat kau
bahagia sama aku. Aku mau kamu bahagia. Walau aku harus seperti ini. Aku akan
melakukan apapun demi kamu.” Jawab Dodi dengan terbata-bata karena tak tahan
melihat wajah Bunga yang sudah basah karena air mata kesedihan dan kekecewaan.
Tak
ada kata apapun yang keluar dari lisan Bunga. Bingung harus berlaku seperti
apa. Tak ada yang ingin dilakukannya untuk saat ini. Hanya duduk lemas karena
sudah tak sanggup melihat wajah Dodi yang sepertinya sudah pasrah dan menunggu
ajal datang untuk mengambil semua kehidupan dan kebahagiaannya.
♪
Bunga
berniat mengajak Dodi untuk ke taman. Bermaksud untuk menghilangkan penat
karena selalu berada didalam rumah. Namun ada hal yang ditakuti Dodi. Yaitu
Bunga belum siap mental untuk melihan respon mereka-mereka yang melihat. Namun
Bunga selalu meyakinkan bahwa Bunga sudah menerima apapun keadaan Dodi.
Sebenarnya
Bunga tak tahan melihat keadaan Dodi untuk sekarang. Dodi yang selalu berusaha
menyembunyikan penderitaannya, dan selalu tersenyum bahagia seolah tak ada
masalah besar yang dihadapinya.
Bunga
datang membawa banyak balon dan ice cream durian. Dodi memang menggemari apapun
yang berbau durian. Bagi Dodi, Bunga sudah berniat baik untuk membuat harinya
sedikit berwarna. Dan tentunya dengan cinta Bunga yang tulus, Bunga mampu
membuat Dodi tersenyum untuk sejenak melupakan penyakit yang sebentar lagi akan
merenggut nyawanya.
Bunga
senang bisa membuat Dodi tersenyum. Walau tidak lama, namun Bunga yakin Dodi
tak akan pernah melupakan apa yang sudah ia lakukan padanya.
♪
Sudah
100 hari Dodi terduduk lemah di kursi roda yang sehari-hari menemaninya
kemanapun dan dengan siapapun ia berkomunikasi. Dan sudah 100 hari juga Bunga
selalu membuat kejutan di setiap hari Dodi. Meskipun Dodi selalu pesimis dengan
hidupnya, namun Bunga yakin Tuhan mempunyai rencana indah untuk hidup kita. Bunga
merasa semua yang dijalaninya saat ini sudah mendapat kehendak dari Tuhan.
Rasa
bahagia datang saat kabar Dodi telah lepas dari jeratan sakit yang selama ini
membuatnya tak pernah mempunyai semangat hidup. Dodi ingin merayakan
kebahagiaan ini. Dan Bunga tak tahu harus membawa hadiah apa untuk orang yang
dicintanya itu.
Acara
akan dimulai pada tepat jam 19.00 . Namun sore ini Bunga masih harus
menyelesaikan jam kuliahnya. Bunga tak mau membuat Dodi kecewa jika ia tak
menghadiri. Terpaksa bunga membatalkan rencananya untuk membawa hadiah untuk
Dodi. Karena waktu yang tak memungkinkan.
Akhirnya
Bunga menyelesaikan semua tugasnya pada pukul 17.50. hmm masih ada waktu untuk
memperindah dirinya. Tepat pada pukul 19.15 Bunga sampai. Tak lupa untuk
meminta maaf karena Bunga tahu, ia terlambat. Namun Dodi memaklum.
♪
Bunga
sedang menyelesaikan soal Ujian Tengah Semester nya. Setelah pulang nanti Dodi
akan menjemputnya dan berniat untuk menonton film yang baru saja dirilis.
Dua
tiket sudah ditangan. Waktu tayang masih lama. Bunga memutuskan untuk ke toko
buku membeli alat-alat untuk menggambar. Setelah membayar, Bunga melihat Dodi
sedang berbincang dengan seorang wanita. Sepertinya Dodi sangat enjoy saat
dengan wanita tersebut.
“
Dodi.” Panggil Bunga
Dodi
langsung menoleh kearah suara Bunga.
“
Udah bayarnya? Yuk!” ajak Dodi yang langsung menggenggam jari Bunga.
Bunga
memutuskan untuk tidak bertanya tentang perempuan tadi. Bunga lebih memilih
pura-pura tak tahu.
♪
Tepat
hari ke-100 Dodi terbebas dari sakit yang selama ini cukup menyita semua
kebahgiaan Dodi. Entah kenapa Bunga sedang ingin dengan Dodi. Sangat kebetulan
Dodi mengajak Bunga untuk makan malam di sebuah resto yang baru buka hari ini.
Jadi sedang diadakan discount.
Saat
sedang menimati makanan, Bunga melihat Dodi seperti sedang menahan rasa sakit.
Dan tak lama, Dodi tidak sadarkan diri. Bunga langsung bergegas menuju Unit
kesehatan terdekat. Keberuntungan sedang tak berpihak. Cukup jauh Bunga
menyusuri jalan di malam yang hanya diterangi lampu jalan.
Setelah
beberapa saat Bunga mencari, akhirnya ia menemukan sebuah Rumah sakit yang tak
terlalu besar. Namun setidaknya bisa menyelamatkan nasib Dodi malam ini.
“
Bagaimana dok?” Tanya Bunga yang sangat khawatir.
“
Maaf.”
Kenapa harus sekarang? Dan kenapa harus kamu?
Harusnya bukan kamu? Secepat inikah?
Semua pertanyaan itu selalu bernaung di benak Bunga karena masih belum menerima
kenyataan Dodi harus pergi secepat ini. Hanya bisa bersandar lemah di pelukan
Bunda.
♪
Bunga
membawa tiga puluh tangkai mawar merah yang akan di letakkan di makam kekasih
hatinya. Hanya air mata yang bisa menyampaikan semua kesedihan Bunga.
Penyesalan datang tak pernah mengenal waktu. Hanya bisa merenung dan berdiam
diri untuk bisa menerima kenyataan tentang kepergian Dodi yang tak pernah
disangka.
Emosi
yang sering datang bukan pada waktunya. Dan hampir tak bisa mengontrol semua
sikapnya. Bunga hanya bisa diam dan entah sampai kapan ia harus bersedih. Dodi
benar-benar membuatnya terpuruk saat ini.
Gelap
hati ini bertabur benih mentari yang pupus dalam kehaningan cinta
Mencari
asa yang kian lama tak semi jua
Hati
tak kuasa mendamparkan diri saat tak diinginkan lagi oleh kasihmu
Sadar
kini cinta telah hilang, hati ini pun menjerit haru
Pahami
kekalahan sejati tak menghasilkan yang terbaik
Sadarilah
orang yang mencintaimu tak ingin kehilanganmu
♪
Genap
usia dua puluh tahun. Sampai hari ini, Bunga masih mengenang semua tentang
Dodi. Tak ada sosok yang membuatnya nyaman. Semua ini karena Bunga tak pernah
membuka hatinya sedikitpun untuk siapapun.
Bunga
masih mengharapkan perayaan ulang tahun yang ke tujuh belas akan terulang.
Rasanya hari ini Bunga sangat lelah. Dan memutuskan untuk istirahat lebih cepat
dari biasanya.
“ Bunga. Happy Birthday. Aku mau kamu bahagia yah.
Jangan selalu mikirin aku. Aku dah cukup bahagia disini. Aku juga mau kamu
bahagia. Aku tetep sayang kamu.”
“ tapi kenapa kamu pergi? Aku lebih bahagia kalo ada
kamu.”
“ Maaf Bunga. Ini udah jalanku. Aku yakin jalan mu
akan lebih indah. Jangan pernah menyesali semuanya. Aku harus pergi.”
“ Jangan tinggalin aku. Aku gak bisa gak ada kamu.”
“
Dodiiiiiiiiiiiiii jangan tinggalin akuuuuuuuuuuuuu.” Teriak Bunga tanpa
disadari telah membangunkan dan menyadarkan dia dari mimpinya. Bunda masuk
kamar Bunga untuk melihat apa yang terjadi pada putrinya.
“
Bunga.. kamu kenapa?” Tanya Bunda
“
Gak apa-apa Bun. Cuma mimpiin Dodi.”
♪
Pernikahan
Bunga hanya tinggal menghitung hari. Terigat akan impiannya dulu untuk menikah
bersama Dodi. Namun Tuhan berkehendak lain. Bunga yanik ini jalan terbaik untuk
hidup Bunga yang sudah digariskan oleh Tuhan.
Bunga
membeli Bunga mawar sebanyak dua puluh tangkai yang akan ia bawa untuk
menjenguk makan Dodi bersama calon suaminya. Bunga sudah menceritakan semua
perihal Dodi kepada calon saminya yang bisa memaklum.
“
Dodi. Minggu depan aku mau nikah sama Riki. Aku bahagia sama dia. Dia bisa
jagain aku. Seperti kamu jagain aku.”
Setelah
menaruh mawar yang ia bawa. Bunga langsung bergegas pergi untuk kembali ke
ruamhnya. Karena Bunda sudah mulai mempersiapkan semua perlengkapan untuk
pernikahan anak semata wayangnya itu. Dan Bunga sudah berjanji untuk membantu
hari ini.
♪
Ternyata
Mama Dodi menghadiri pesta pernikahan Bunga denagn Riki.
“
Bunga, tante mau ngasih surat. Surat ini di tulis Dodi pada saat dia masih ada.
Dan dia mau kamu baca surat ini tepat di hari pernikahan kamu.”
Bunga
sedikit terkejut mendengar perkataan Mama Dodi. Dengan perlahan Bunga membuka.
Dengan perasaan sedikit kacau.
THE END
Seorang gadis berdiri dihadapkan oleh
sebuah jendela yang lumayan berdebu dan hampir tak bisa tembus pandang oleh
Bunga. Dan walaupun bisa dilihat, pandangan bunga tak akan pernah sampai pada
jalan raya yang bisa dilihat jika tembus pandang. Pandangan kosong bunga
mengingatkan bunga di suatu masa ketika Ayahnya pergi untuk selamanya. Dan
terkadang sering hadir pertanyaan-pertanyaan yang ia pun tidak bisa untuk
menjawab semua pertanyaan yang hadir dalam benaknya itu.
Kini
dia tinggal hanya dengan ibunya yang selalu setia memberikan nasihat dan
motovasi sejak bunga berumur 7 tahun. Wanita setengah baya itu menjadi sosok
ibu sekaligus menjadikan peran seorang ayah dalam mencari nafkah untuk
membiayai bunga sekolah dan membiayai segalanya yang di butuhkan oleh mereka.
Sampai pada akhirnya, ibunya bisa membuat sebuah kios sumber penghasilan
keluarga tersebut.
Namanya Bunga. Gadis cantik dengan rambut
lurus sepunggung dengan poni menyamping kekanan. Gadis belia berumur 16 tahun
ini adalah gadis yang cukup pendiam. Pikirnya, daripada menghabiskan banyak
waktu dan tenaga untuk mengeluarkan suara lebih baik digunakan untuk menggambar
sesuatu yang ada dalam benaknya. Ya. Bunga sangat menyukai kegiatan tersebut.
Sampai ia pernah menjuarai lomba Karya Seni pada saat ia berusia 12 tahun.
♪
Pagi ini, hari pertama Bunga di sekolah
barunya. Dia berharap suasananya akan berbeda dengan sekolah lamanya yang
menurut Bunga tak bisa membuatnya nyaman dengan sekolah itu. Ia sibuk mencari
kelas “XI IPA 2” dan pencariannya berhenti pada saat di beri tahu oleh seorang
penjaga sekolah. Ia berharap tak di beri hukuman untuk hari ini. Karna ia
terlambat bangun hari ini. Suara pantulan sepatu Bunga ke lantai menjadi sangat
terdengar pada saat itu. Kebisingan dimulai ketika ia membuka pintu kelasnya.
Dan semua berjalan seolah tak ada masalah.
Jam istirahat tiba. Bersyukur bagi Bunga
karna dari pagi tadi perutnya tak diisi makanan apapun. Rasa lapar yang sangat
mengganggu membuat Bunga
ingin segera membeli makanan. Segera bergegas ke kantin bersama teman
sebangkunya Nia. Seperti biasa,Bunga lebih memilih Nia yang memulai
pembicaraan.
♪
“ Hai. Gue Riko. Ketua Osis disini. Lo anak
baru ya? Gue belum pernah liat lo sebelumnya.” Sapa Riko saat Bunga hendak
memasukkan makanannya kedalam mulut dan merasa ada gangguan sedikit karna Riko
menyapanya. “ Gue Bunga. Iya. Gue anak baru disini. Baru hari ini.” Sahut Bunga
yang sangat menginginkan Riko cepat pergi dari sini. “ Oh. Ok deh. Selamat
datang di SMKN Cendikia.” Kata Riko yang juga sambil meminum minuman yang ia
pegang. “ Ok. Thanks” balas Bunga yang bersyukur akhirnya ia bisa melanjutkan
makannya bersama Nia.
♪
Sudah satu bulan Bunga belajar di sekolah
barunya. Dan sampai saat ini Bunga belum menemukan sesuatu yang membuatnyaa
senang sekolah di sekolah barunya ini. Besok sekolah akan mengadakan event
sparing Bola Basket dan Futsal. Dengan perasaan terpaksa Bunga harus menonton.
Walaupun Bunga tak pernah kenal siapa yang ia lihat bermain. Karna sampai
sekarang hanya Nia yang menurutnya ia jadikan sebagai sahabatnya.
Sampai waktunya tiba Bunga berfikir dan
membayangkan bagaimana hari ini disekolah. Pasti sepanjang waktu di sekolah
akan membuatnya sangat bosan karna melihat orang yang sedang bertanding, tapi
ia tak kenal siapa yang ia lihat bertanding. Sampai akhirnya ia melihat seorang
laki-laki yang menurut Bunga menarik dan ia langsung mengeluarkan kertas kosong
dan pensil. Ia mulai membuat goretan goretan kecil yang ia tuangkan dalam
kertas kosongnya. Dan sekarang kertas itu tak lagi kosong. Terdapat sebuat
gambar anak laki-laki yang tampan sedang memasukkan bola kedalam ring basket.
Dengan tinggi yang ideal dan warna kulit yang cukup putih untuk seorang anak
laki-laki dan memiliki mata indah lonjong lancip ke depan seperti buah zaitun
yang menawan.
Astaga! Kenapa gue jadi mikirin dia? Haduh.. jangan
deh jangan pikir Bunga yang kemudian sadar dan membangungkan dia dari
lamunan yang sangat panjang dan membuatnya tak sadar karna suasana lapangan
sudah mulai sepi. Hanya ada Bunga dan Nia di lapangan tersebut.
“Ko sepi? Acaranya udahan?” Tanya Bunga
yang memulai pembicaraan.
“ya udahan lah. Mau sampe besok tandingnya?
Biar lo ngelamunnya tambah panjang?” sahut Nia yang agak mulai kesal kepada
Bunga.
“Maaf deh. Namanya juga ngelamun.” Kata Bunga
yang sedikit membela dirinya.
“panas nih! Pulang yuk. Daripada gue
ngebiarin lo terus ngelamun disini.” Ajak Nia yang kemudian Bunga mengikuti di
belakang.
Sesampai dirumah Bunga datang membawa 2
kotak jus mangga yang ada di tangannya yang baru saja ia keluarkan dari kulkas.
“ Gambar lo bagus juga. Tapi, kayaknya gue
kenal deh. Inikan Rudi kapten tim basket di sekolah kita. Lo naksir yaaah?”
Tanya Nia dengan nada sedikit bercandan.
“ Gue gak suka. Cuma dia berhasil ngusik
gue supaya dia gue gambar.” Sahut Bunga dengan nada datar dan di sambut
senyuman dari Nia.
Pandangan Nia mengelilingi isi kamar Bunga
dan berhasil malabuhkan pandangannya pada suatu gambar. Dan membuat Nia
penasaran. Kenapa Bunga menaruh gambar seorang anak laki-laki di dinding. Mungkin pacarnya waktu
dulu pikir Nia.
Dan perasaan penasaran terus mendorong Nia untuk bertanya. “ini siapa?” Tanya
Nia yang sambil terus memberikan perhatiannya pada gambar itu. Dan membuat bunga ikut menghampiri gambar
tersebut.
“Dia itu pernah buat gue bahagia di suatu
masa” jawab Bunga yang tak ingin terlalu banyak memberikan info tentang laki-laki
yang ada di gambar. Dan dibalas anggukkan Nia yang memberikan tanda bahwa Nia
mengerti apa yang dikatakan Bunga.
Sampai saat Nia memutuskan untuk pulang,
bunga masih teringat tentang laki-laki yang ia gambar pada saat ia bersekolah
di sekolah lamanya. Dia pernah berjanji untuk tidak pergi meninggalkan Bunga
pada saat itu. Dan Bunga merasa bahagia saat bersama laki-laki itu. Bunga
merasa nyaman. Hanya laki-laki itu yang bisa membuatnya nyaman berada
disisinya. Hubungan Bunga dengan laki-laki itu sudah diketahui oleh Bundanya.
Dan bundanya hanya bisa menyerahkan keputusan pada Bunga. Yang penting bagi
Bundanya adalah kebahagiaan anak semata wayangnya itu.
♪
Mata Bunga sibuk mencari sesosok laki-laki yang
menjanjikan dirinya untuk datang di sebuat resto. Dan akhirnya kesibukan itu
berubah menjadi kebahagiaan karna akhirnya Bunga berhasil menemukan Dodi.
Laki-laki yang sudah 2 tahun menjadi seseorang yang selalu menjaga Bunga dan
selalu mencurahkan seluruh perhatiannya kepada Bunga.
“Sudah lama nunggu yah? Maaf yah
tadi lama cari taksinya. Gak marah kan?” kata Bunga yang agak takut Dodi marah
karna ia sudah terlambat 30 menit dari waktu yang ia janjikan kepada Bunga. Dan dibalas anggukkan
dan senyumnya Dodi yang bisa mencairkan rasa takut Bunga.
“kamu cantik pakai gaun itu. Aku jadi tambah sayang.
Baru sadar ternyata aku punya pacar cantik kaya kamu.” Puji Dodi kepada bintang
yang merasa senang karena gaun pemberiannya benar-benar cocok di tubuh pacarnya
itu.
“ ah kamu bisa aja. Nanti kalo aku terbang,kamu gak
punya pacar cantki kaya aku loh! Jangan buat aku terbang” sahut Bunga dengan
nada bercanda.
Bunga memesan Nasi Goreng dan jus Mangga dan di
lengkapi dengan satu cup ice cream strawberry. Makan malam berjalan sangat
romantic yang membuat Bunga seolah tak menginginkan ia Meninggalkan Dodi dan
tak ingin pula di tinggal oleh Dodi. Dan selesai makan, Dodi memulai
pembicaraan dengan sedikit berbasa basi menanyakan makanan yang ia makan enak
atau tidak. Dan di sambut senyuman dan acungan jempol Bunga yang menandakan
makanan yang ia makan itu memanglah enak.
“Bunga.. aku sayang kamu. Aku gak mau ninggalin
kamu. Tapi semua ini gak seperti yang aku fikirin. Papah ku ada tugas pekerjaan
di Padang. Dan keluargaku sudah sepakat untuk pindah kesana karna papah merasa
ia akan lama bertugas disana. Dan awalnya aku menolak karna perasaan ku yang
takut kau akan melupakan masa-masa kita kemarin. Aku gak mau semua ini terjadi
bunga.” Kata Dodi yang dengan nada sedih yang menandakan bahwa ia benar-benar
tak ingin pisah dengan kekasihnya yang ia sayang itu dan disambut raut wajah
sedih oleh Bunga. Dan pada akhirnya Bunga memutuskan untuk memberikan suatu
perkataan
“Aku juga sayang kamu. Sebenarnya aku juga gak
pengen kamu pergi. Tapi kalo emang itu yang terbaik buat kamu terutama keluarga
kamu, yasudah. Aku hanya bisa mendukung apapun yang terbaik buat kamu Dod.
Tenang aja. Aku gak mungkin lupa sama yang kemaren-kemaren. Masa iya aku bisa
lupa. “ bunga berkata sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya karna ia tak
mau berpisah. Tapi ia punya keyakinan kalo Tuhan punya rencana indah untuk
hidupnya.
Tiba tiba kepala Bunga merasakan
pening dan disusul dengan rasa sakit yang hampir tak bisa di tahan oleh Bunga.
Dan disana pula Dodi merasa khawatir dan menanyakan apa yang terjadi pada
kekasihnya itu. Dan dengan perasan tak mau membuat Dodi khawatir Bunga pun
hanya menyahut dengan senyum yang menurut dia paling indah.
♪
Siang ini Bunga ingin menghabiskan
waktunya di Mal bersama Nia sahabatnya. Dan Tuhan menakdirkan ia beradu tatap
dengan Rudi. Ya, laki-laki yang berhasil menyita pikirannya sejak ia menggambar
laki-laki itu. Dengan perasaan senang dan terkejut Bunga berusaha memberitahu
ini pada Nia. Namun hanya tanggapan dingin dari Nia. Karna menurut Nia bukan
hal penting.
From: Rudi
Nanti malem ada acara gak?
Aku mau
ngajak kamu buat nonton aku tanding basket di senayan.
Berharap
banget kamu datang.
Nanti aku
jemput di rumah kamu
To: Rudi
Iya. Aku siap-siap dulu yah!
Harus keliatan cantik nih
. pikir Bunga
yang disambut rasa heran kenapa seantusias ini hanya karna akan bertemu Rudi.
Padahal Dodi sudah lebih lama mengisi relung hatinya. Tetapi sudah satu tahun
ini ia tak pernah memberi kabar. Kalopun memberi kabar hanya lewat e-mail. Dan
Bunga merasa sudah malas membuka account e-mailnya. Karna semua temannya sudah
hijrah ke Facebook. Sudah dua bulan terakhir ini Rudi menjadi sering
menghubunginya sejak ia beradu tatap di Mal. Dan hanya Rudi yang berhasil
membuat Bunga selalu menghabiskan waktu hanya untuk membalas sms dari Rudi.
♪
Jam istirahat ia habiskan makan
bersama Rudi di kantin. Dan membuat Nia bertanya dan agak sedikit penasaran.
Bagimana bisa ia berhubungan baik dengan Rudi. Dan mengapa dengan mudahnya
Bunga makan bersama Rudi. Nia memutuskan untuk makan bersama teman yang lain
dan sebenarnya sudah lebih dahulu di ajak Bunga untuk makan bersama Bunga dan
Rudi. Namun Nia menolak dengan alasan tak ingin mengganggu suasana indah Bunga
bersama Rudi.
“Kok lo bisa deket sama Rudi sih? Lo gak
tau yah banyak cewek yang jadi korban Rudi. Dia itu Cuma mau ngasih harepan
kosong sama lo. Sama kaya apa yang dia lakuin sama cewek-cewek di sekolah ini.”
Nia memulai dengan memberikan pernyataan yang menurut Bunga salah besar.
“Nia cantik … Rudi itu baik. Dia juga
ngertiin gue banget. Gak mungkin lah dia begitu. Lagipula gue juga gak berharap
sama dia. Jadi lo santai aja. Gue gak sama kaya cewek-cewek kaya gitu ko.”
Jawab Bunga yng membuat Nia sedikit lega karena tak mau sahabatnya itu jadi
korban jahatnya Rudi.
♪
Kali ini Rudi benar-benar menyita
pikirannya. Siang ini Bunga hanya menghabiskan waktu di tempat tidur memikirkan
Dodi yang membuatnya bertanya Tanya. Dan Bunga pun tak sanggup untuk menjawab
pertanyaan yang hadir di kepala Bunga. Karena Bunga tahu hanya Dodi yang mampu
menjawab semua pertanyaan itu.
Sinar matahari berhasil masuk
menembus kamar tidur yang bernuansa pink yang hampir seperti kamar Barbie yang
di dekor sedemikian rupa oleh pemilik kamar tersebut agar mampu membuat
siapapun yang berada didalamnya merasa nyaman dan selalu ingin berlama-lama
berada didalamnya.
Bunga menutup pintu kamar mandi dan
memutuskan untuk bermalas-malasan sambil mengambil satu kotak jus Sirsak dan
satu bungkus keripik kentang pedas yang ada di kulkas. Dan menatap jam yang
menunjukkan pukul 16.00 WIB. Lalu ia mengecek ponsel yang menunjukkan sebuah
pesan baru dan satu missed call dari Rudi.
From: Rudi
Aku di depan rumah kamu nih. Aku
tunggu yah
Disambut perasaan terkejut dan langsung
mengecek waktu Rudi mengirim sms. Dan langsung lega karna hanya sepuluh menit
yang lalu. Bunga langsung bergegas kelur kamarnya untuk menemui Rudi. Dan
menemui Rudi sedang duduk di ruang tamu bersama Bunda dengan secangkir teh dan
satu topes kue kering yang ada di meja.
“ Maaf yah lama. Tadi lagi gak pegang Hp.
Bunda kenapa gak bilangin Bunga sih. Kan jadi gak enak sama Rudi nunggu lama.”
Kata Bintang dengan raut wajang sedikit malu.
“ Gak apa-apa kok. Aku yang ngelarang Bunda
kamu buat bilangin kamu. Abisnya aku takut kamu lagi istirahat.” Sahut Rudi
yang berhasil membuat Bunga sedikit lega.
Banyak pembicaraan yang terjadi antara
Bunga dan Rudi. Dan terkadang di sambut tawa kecil dari Bunga yang membuat ia
melupakan sejenak taentang kekasihnya yang sudah Satu tahun tak memberi kabar
kepadanya dan Bunga tak lagi terlalu sering memikirkan hal tersebut. Karna Rudi
sudah banyak menyita pikrannya akhir-akhir ini.
Namun Bunga selalu berusaha menjaga perasaannya
terhadap Dodi. Dan tidak memutuskan untuk berharap banyak kepada Rudi. Walaupun
menurutnya Rudi memang pantas untuk diharapkan. Tapi Bunga akan selalu
mengingat petkataan yang pernah ia dengar dari Nia.
♪
Bunga sudah siap dengan gaun ungu yang ia kenakan
pemberian kekasihnya Dodi. Dan sebenarnay kesalahan besar jika ia
menggunakannya untuk menemui laki-laki lain selain orang yang memberikan gaun
tersebut yaitu Dodi.
Gaun ini kan punya gue. Dan sudah jadi hak gue.
Lagipula buat apa kalo Cuma untuk dipajang. Pikirnya yang merasa keputusan untuk
memakain gaun itun adalah baik dan tak mau peduli gaun itu digunakan untuk apa
dan untuk bertemu siapa.
Dinner kali ini bener-bener romantic
menurut Bunga. Namun sampai kapanpun bersama Dodi adalah hal paling indah.
“ Bunga, ada yang mau gue omongin sama lo.”
Kata Rudi memulai
“ Apa?” jawab Bunga sedikit penasaran
“ akhir-akhir ini gue jadi sering kangen
lo. Dan selalu mikirin lo.” Sahut Rudi yang terus memperhatikan Bunga .
“Terus?” Tanya Bunga yang pura-pura tak
tahu maksud Rudi
“ Maksud gue… gue suka sama lo. Dan gue mau
lo jadi pacar gue.” Kata Rudi yang berhasil memberhentikan asiknya makan ice
cream dan membuat Bunga merasa ada sebuah tombak yang menusuk jantungnya.
“ gue gak bisa jawab sekarang.” Sahut Bunga
yang disusul keinginan Bunga untuk cepat sampai rumah dan merenung tentang
kekasihnya Dodi.
♪
Bunga memutuskan untuk membuka
account e-mailnya untuk mengecek apakah Dodi berusaha untuk mengetahui kabar
Bunga atau tidak. Dan berhasil membuat Bunga terkejut karena ia mendapat 12
e-mail baru. salah satunya adalah
From :
nugraha.dodi@yahoo.com
Subject :
Pagi sayang. Aku denger kamu pindah sekolah yah?
Gimana sekolah baru kamu?
Aku berharap kamu masih nyimpen aku di hati kamu.
Karna aku
pun demikian.
Kamu baik-baik yah di Jakarta. Jakarta itu panas
gak kaya di bandung sejuk. Padang juga panas banget. Gak kaya bandung adem.
Apalagi ada
kamu.
Bunga melihat waktu kapan saat Dodi
mengirim e-mailnya tersebut. Ternyata sudah tiga bulan yang lalu. Bunga merasa
tak perlu membalas e-mail tersebu. Tapi akan merasa berdosa apabila tak dibalas
karna bagaimana pun Dodi sudah berusaha menghubunginya dan berusaha memberi
kabar bagaimana dia disana.
Subject :
Maaf baru bisa bales sekarang.
Aku kira kamu sama kaya temen-temen aku. Sudah pada
hijrah ke Facebook.
Kamu gak
perlu kirim e-mail lagi. Lewat Facebook aja.
Nih nick nya
Bunga Cintya Sasmojo. No handphone
aku 087878304576
Bunga merasa lega karena ia tahu bahwa Dodi
masih menganggapnya sebagai kekasih. Tetapi bunga berfikir itu kan 3 bulan yang
lalu. Apa masih sama seperti sekarang? Bagimana kalo sudah berubah?
Namun tiba tiba
muncul Rudi dalam fikirannya saat itu dan berhasil menyita seluruh fikiran
Bunga dan juga berhasil menyingkirkan Dodi yang telah lebih dulu berada di
dalam fikirannya.
♪
From: Bunda
Nanti sepulang sekolah kamu
gantiin Bunda jaga kios yah.
Bunda mau ada
acara sebentar
Ternyata tak hanya ada satu pesan baru di
ponsel Bunga. Rudi pun mengirim pesan kepada Bunga saat itu.
From: Rudi
Siang cantik. Kamu dimana? Aku kangen nih.
Tadi aku
lewat rumah kamu sekalian mampir. Kata bibi,kamu ada di kios.
Aku boleh
kesana gak?
Bunga merasa pesan itu tak perlu dibalas.
Karna untuk saat ini ia memutuskan untuk tidak bertemu dengan laki-laki yang
hampir berhasil menggantikan sosok Dodi. Dan ia tahu, akan sangat salah jika ia
berhasil menggantikan posisi Dodi dengan Rudi. Ia tak mau hubungan yang sudah
ia jalani sejak 3 tahun kemarin hancur hanya gara-gara kehadiran sosok
laki-laki baru yang sebelumnya tak ia kenal. Berbeda dengan Dodi. Sebelum
mereka memutuskan untuk pacaran, sebelumnya mereka menjalin persahabatan sejak
kelas tujuh.
Bunga sangat sibuk mlayani pembeli yang
daritadi terus memenuhi kios Bundanya. Untunglah Bundanya tak terlalu lama
meninggalkan kios dan membiarkan Bunga kerepotan melayani pembeli.
Dua bungkus nasi goreng di bawa Bunga yang
baru saja ia beli dari pasar. Bunga langsung menghabiskan nasi goreng dan tak
ada sepatah kata pun keluar dari mulut Bunga.
“ Cape ya geulis? Makasih loh sudah di
bantu.” Kata Bunda mengawali
“ Sama-sama Bunda. Lagipula sudah lama juga
aku gak Bantu Bunda.” Sahut Bunga yang sudah lebih dulu menghabiskan nasi
gorengnya. Karena perutnya belum ketemu makanan sejak tadi siang.
“ oh iya,sebentar lagi kamu ulang tahun
yang ke-17. Mau di rayakan dimana?” kata Bunda menanyakan.
“ Dirumah saja. Kecil-kecilan juga gak
apa-apa. Pengen sama temen-temen deket sama keluarga aja. Gak mau
hambur-hambur. Lebih baik digunakan buat keperluan yang lain.” Sahut Bunga.
Bunga memang tak terlalu banyak keinginan.
Yang paling diutamakan adalah yang penting Binga dan Bundanya bahagia dan semua
berkecukupan. Bunga sangat mengerti Budanya.
♪
Bunga menerima permintaan teman dari Dodi Nugraha Setiabudi. Dan membuka
satu e-mail baru yang diterimanya.
From :
nugraha.dodi@yahoo.com
Subject: :
Iya gak apa-apa. Udah aku add ko Fb kamu.
Baik baik yah disana.
Aku sayang kamu
Cuma kamu yang aku sayang.
Please
believe me.
Only you in my mind. I always thinking of you.
Miss you so
much.
Maaf kalo
aku gak bisa sering sering ngehubungin kamu.
♪
“ Met ultah yan cantik. “ Nia datang
dan langsung menyapa.
“ Sama-sama. Maksih juga udah datang.”
Jawab Bunga dan langsung disusul oleh senyuman yang meluncur dari bibir mungil Nia.
Sudah pasti Rudi datang dan berusaha
memberikan sedikit kebahagiaan kepada Bunga. Dengan sekotak hadiah yang di
pegang Rudi dan kini telah berada di tangan Bunga. Dan langsung memberi salam
kepada Bunda yang berdiri di samping Bunga.
Acara telah dimulai. Sampai acara
inti sedang berjalan. Doa dan harapan Bunga meluncur pada saat make a wish.
Bunga dan Bundanya bahagia. Dan ia juga berharap Dodi bisa hadir untuk
memberikan sedikit kebahagian di hari ulang tahunnya itu.
First cake sudah pasti untuk Bundanya.
Dan pada saat Bunga sudah memegang potongan kue yang kedua,Rudi berharap kue
tersebut akan di berikan kepadanya. Namun harapan itu buyar ketika datang
seorang laki-laki berdiri dihadapkan tamu yang hadir.
“ Happy Birthday geulis.” Sapa
laki-laki itu yang sangat mengejutkan Bunga. Dan di sambut Bahagia. Bunga
sedikit tak percaya. Dodi hadir ditengah-tengah kebahagiaan ulang tahunnya.
Bunga langsung berari untuk memeluk Dodi dan dibalas pelukan oleh Dodi untuk
melepas rindu yang sudah satu tahun ia tahan. Dan saatnya tiba untuk meluapkan
kerinduannya itu.
Nia sadar bahwa laki-laki itu adalah
laki-laki yang digambar dan di pajang di dinding kamar Bunga. Namun tidak bagi
Rudi. Rasa heran yang terus menghantui. Dan bnyak pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam benaknya. Setahu Rudi Bunga belum mempunyai kekasih. Dan Rudi
melihat keakraban antara Bunga dan laki-laki itu.
Sampai acara berakhir, Dodi tak
ingin melepaskan genggaman tangannya. Dan sampai rumahnya sepi, Bunga tak
melihat Rudi pamit pulang pada Bintang ataupun pada Bundanya. Namun Bunga tak
terlalu memikirkan hal tersebut.
Sudah tiga hari ini Dodi berada di
Jakarta. Dan tiga hari itu pula Dodi menghabiskan waktunya dengan Bunga. Dari
mulai nonton Bioskop dan masih banyak lagi. Akhirnya Bunga mengantar Dodi
Menuju bandara dan Dodi berjanji untuk menghubunginya jika sudah sampai di
Padang.
♪
Nada pesan bordering dua kali
menandakan ada dua pesan baru yang masuk dan siap di baca oleh pemilik ponsel
tersebut. Namun entah kenapa Bunga memutuskan untuk istirahat di siang yang
lumayan panas.
Dan akhirnya Bunga terbangun oleh
panggilan Bunda yang memberitahu bahwa Nia sudah hadir di rumahnya untuk
mengerjakan tugan Bahasa Indonesia.
Bunga melihat ponselnya dan ingin
mengetahui siapa yang mengirim pesan ke ponselnya siang tadi.
From: Dodi
Aku sudah sampai. Jangan lupa istirahat dan makan
yah
From: Rudi
Laki-laki yang kemaren itu siapa?
Kok kamu gak pernah cerita sama aku?
Bunga hanya memutuskan untuk membalas pesan
dari Dodi saja. Ia berusaha untuk menjaga hatinya. Dan tidak ingin kejadian
kemarin kembali terjadi dan membuat Bunga merasa menghianati Dodi.
“Bunga, Rudi gak mau berenti nanya soal
Dodi. Padahal gak pernah gue kasih tau. Tapi dia tetep ngeyel” kata Nia
“sudahlah… diemin aja. Ntar juga capek
sendiri.”
Dan Bunga minta izin pada Bunda untuk pergi
mengantarkan Nia pulang ke rumahnya.
♪
Subject :
Bunga. Aku mau kita putus aja. Aku gak mau nyiksa
kamu terus nungguin aku tanpa kejelasan. Aku memutuskan untuk kita pisah aja.
Tapi
percayalah. Aku tetep sayang kamu. Aku janji aku pasti pulang dan kembali ke
Jakarta untu kamu dan demi kamu.
Aku yakin keputusan aku ini buat kamu sedih. Tapi
aku tau kamu pasti lebih sedih kalo terus-terusan nunggu aku yang ga jelas
entah sampai kapan di padang dan kembali menetap di Jakarta.
Aku yakin kamu bisa ngertiin keputusan aku
Seakan ada tombak tajam yang menusuk
jantungnya dan memberhentikan detak jantungnya. Dan Bunga benar-benar bisa
merasakan detak jantungnya berhenti saat ia membaca e-mail dari Dodi.
♪
To: Rudi
Aku mau ketemu kamu.
Ada ahal penting yang perlu di bicarain
Jemput aku
di rumah sekarang
Sudah 30 menit Bunga menunggu Rudi yang
tidak muncul batang hidungnya. Dan berhasil datang di menit ke 35. Dan langsung
memutuskan untuk meluncur ke resto di Kedai di daerah Kemang.
“Dodi siapa? Kenapa kamu gak pernah cerita
sama aku sebelumnya. “ kata Rudi mengawali
“ Dulu dia pacar aku. Sekarang mantan aku”.
Jawab Bunga dengan nada datar.
Dan di sambut senyum indah yang meuncur
dari bibir tipis Bunga. Dan mereka berdua memutuskan untuk berpacaran. Bunga
berusaha sedemikian apapun untuk menyayangi Rudi. Dan terbukti. Dengan
perhatian yang terus diberikan Rudi, Bunga mulai menginginkan rudi dan seolah
tak ingin jauh.
♪
Sudah tiga bulan Bunga menjalani
hubungan dengan Rudi. Awalnya memang penuh perhatian. Namun semakin lama hanya
sekali mengirim pesan kepada Bunga. Dan mulai timbul perasaan kecewa di hati
Bunga karena kenapa Rudi bersikap seperti itu kepadanya. Bunga merasa Rudi kini
tak memerlukannya ada di samping Rudi.
Dering MMS bunyi di ponsel Bunga.
MMS dari Nia telah Bunga terima. Dan perasaan saat Dodi memutuskan hubungannya
kini timbul saat ia melihat foto Rudi sedang mencium mesra pipi seorang wanita
yang tak ia kenal. Rasa cemburu berkecamuk dan bercampur rasa amarah dan
kebencian yang sangat besar terhadap laki-laki yang Bunga harapkan bisa lebih
baik Daripada Dodi.
Kini perkataan Nia yang dulu pernah
di katakan kepada Bunga benar-benar terjadi. Perasaan bersalah terhadap Dodi
karena berusaha melupakannya pun muncul. Bunga lebih memilih untuk berbaring di
kamarnya seharian. Bunga memutuskan untuk tak melakukan kegiatan apapun
termasuk menatap ponselnya yang semalam menerima gambar yang membuatnya ingin
mati sejenak. Ternyata
semua laki-laki sama. Tapi lo beda. Andai semua laki-laki kaya lo. Pikir
bunga yang sibuk melamuni.
Libur semester tiba. Hari pertama
Bunga memutuskan untuk berdiam diri di rumah dan mengurung diri di kamar. Sudah
tiga hari ia tidak mengaktifkan ponselnya. Dan Bunga sama sekali tak ingin
sedikitpun menggubris ponselnya.
♪
Hujan menepati janjinya dengan
datang di malam hari ini. Membasahi tanah kering yang berasap saat tersentuh
air. Membawa hawa dingin. Menimbulkan dentingan di atap-atap rumah yang di
datanginya. Terutama atap rumah Bunga.
Di dalam kamar Bunga meringkuk
merasakan dingin nya angin yang mampu menusuk sampai kedalam tulang Bunga.
Angin yang tak terlalu dingin terasa sangat dingin karena suhu badan Bunga yang
tinggi. Dan kepalanya menjadi sangat pening saat itu.
Ponsel Bunga yang sejak tadi
menampung banyak pesan masuk yang tak diketahui entah dari siapa. Dan dengan
setengah sadar Bunga mengangkat telpon masuk dan Bunga tidak sadar dengan siapa
ia berbicara.
Rudi merasa sedikit lega karena pada
akhirnya telpon yang sudah berkali-kali akhirnya di angkat oleh Bunga. Dan di
jawab dengan jawaban yang terbata-bata yang menandakan bahwa cewek ini seadang
tidak dalam keadaan baik-baik saja.
♪
“ Nia… Bunga kemana? Belum ngeliat
gue”. Tanya Rudi kepada Nia.
Dan di jawab seperlunya dan jawaban
tidak tahu dari Nia. Sebenarnya Nia benar-benar tidak tahu Bunga kemana. Karena
dari Bundanya juga tak memberi kabar ke sekolah pagi ini.
♪
“kenapa kamu tega sama aku? Gampang
banget kamu cium cewek ini. Ini siapa?” Tanya Bunga yang disertai perasaan
ingin menampar laki-laki yang mulai ia sayang sejak itu. “ Itu gak seperti yang
kamu liat dan kamu sangka. Kamu harus mendengarkan penjelasan aku. Aku jelasin
yah…………………… “ penjelasan Rudi yang tak disambut hangat oleh Bunga. Karena ia
merasa penjelasan itu percuma dan takkan pernah menghilang rasa benci yang
sudah terlanjur berkecamuk di rongga hatinya yang masih menyimpan sedikit
kenangan tentang Dodi.
Di depan rumah Bunga menengadah ke langit
yang berwarna abu-abu tua nyaris hitam. Di angkasa pun semuanya tampak seperti
film animasi. Di atas sana, seorang laki-laki kartun duduk santai sambil
memancing di atas bulan sabit yang juga di gambar animasi. Logo “Dreamlight”
itu tampak jelas dihadapannya. Bunga bertanya-tanya bagaimana caranya naik
keatas sana.
“ Bunga…” panggil Rudi yang menyadari
perkataannya sedari tadi tak di dengar oleh Bunga. Pada saat panggilan ketiga,
akhirnya Bunga tersadar dari lamunan yang membuatnya terheran entah sudah
sampai mana ia melamun tadi sampai-sampai tak mendengarkan penjelasan kekasih
yang sekarang ia benci.
♪
Hamparan rumput luas yang sekarang berada
dalam tatapan Bunga. Beberapa pasang kekasih yang terlihat sedang asyik tertawa
riang yang pernah Bunga cap sebagai Pasangan yang tak tahu tempat untuk
melabuhkan kasih cinta mereka. Dan kini Bunga berada dalam kategori pasangan
kekasih yang tak tahu tempat pelabuhan cinta.
Tangan Rudi berusaha menempatkan tangannya
di tangan Bunga. Dan berharap tidak mendapat respon yang tidak baik dari Bunga.
Dan ternyata ketakutan itu tak menjadi kenyataan. Rudi senang karena pada
akhirnya dia bisa menggenggam ruas-ruas jari Bunga yang halus karena hampir tak
pernah melakukan pekerjaan di rumahnya.
♪
Buku-buku ku baca tuk pelajari dirimu
Jelajahi hatimu
Begitu sulit tuk kupahami
Cukup luas tuk menyesatkanku
Di hatimu.
Hatimu adalah padang pasir tak berujung
Dengan banyak oasis walau sering diamuk badai
Hatimu adalah savanna tak bertepi
Dengan banyak kompetisi, tempat banyak dunia
berlari
Hatimu, padang pasir kucari oasis
Hatimu, tempat ku berlari
Duniaku berlari
Bebas
♪
Rasa benci yang berhasil menghilang
setelah sekian lama masalah yang hampir menggerogoti rasa sayang kepada Rudi
yang hampir habis. Dan hampir tumbuh setelah puisi cinta banyak menghiasi account
Facebooknya. Yang sangat memenuhi beranda.
“ Seneng deh lo bisa maafin gue”
kata Rudi
“ ya.” Jawab Bunga dengan nada datar
“ Lo sayang gue kan?”
“ Iya. Gue sayang.”
“ Gue janji bakal setia sama lo. Dan gue
jamin kejadian kemaren gak akan terulang lagi.”
“ Iya iya.”
Entah kenapa yang di janjikan Rudi
padanya tak mengembalika semua rasa sayang yang dulu Bunga rasakan. Dan Bunga
berusaha sedemikian untuk menutupi kebohongannya bahwa Bunga mempercayai janji
Rudi padanya. Dan kali ini pening yang sangat dan di susul dengan rasa nyeri
yang begitu kuat datang lagi. Sekarang Bunga tak bisa menyembunyikan wajahnya
yang semakin menghilangkan rona wajahnya dan menjadi putih memucat.
“ Bunga.”…… panggil Rudi yang tanpa
Bunga menyadarinya.
“ Bunga lo kenapa?” Tanya Rudi
dengan nada panic.
Dan berubah menjadi nada khawatir
dan sedikit memaksa Bunga untuk memberitahu keadaannya pada Rudi yang sedang
cemas karena Bunga sedikit kehilangan keseimbangan tubuhnya.
“ Gue gak apa-apa ko” kata Bunga
memastikan. Di sambut ajakan pulang oleh Rudi karena tak ingin terjadi apa-apa
pada Bunga.
♪
Hamparan warna putih langsung
menyambut Bunga ketika ia siuman dari tidur yang tak disadari Bunga sudah 3 jam
Bunga tak sadar. Bunga mendapati Bundanya berdiri dengan rona sedikit bahagia
di wajahnya yang sudah sedikit keriput karena putrinya sudah sadar dan
menghilangkan rasa khawatir yang sedari tadi hilir mudik di dalam kepalanya.
Aroma obat yang sudah sangat akrab
dengan hidungnya sejak sepuluh tahun saat menemani sang Bunda terserang Tifus.
Sangat akrab tetapi sama sekali Bunga tak menyukai aroma ini dan membuat Bunga
ingin segera cepat-cepat pergi dari tempat yang membuatnya Bad Mood.
Dan akhirnya Bunga diizinkan untuk
meninggalkan Rumah Sakit ini. Bundanya lebih dahulu untuk memesan taksi.
“ Ngapain kamu disini? Kamu udah
baik ke Jakarta?” sapa Bunga yang terheran karena melihat Dodi sedang berjalan
dengan arah yang berlawanan dengan Bunga.
“ Gak. Aku cuma jengung tanteku.”
Sahut Dodi dan berusaha untuk meyakinkan Bunga yang memasang mimic wajah heran
“ Aku duluan yah.” Lanjut Dodi dan
langsung pergi seperti orang yang terburu-buru.
Hhmm mungkin ia benar-benar jujur. Pikir Bnga
yang langsung menyusul Bundanya karena tak mau lagi menghabiskan waktu hanya
untuk memikirkan laki-laki itu.
♪
Televisi itu menyala di ruang gelap.
Menghantarkan radiasi lebih kuat dari biasanya. Menayangkan gambar demi gambar
dan iklan demi iklan kepada seorang penonton. Satu penonton yang pikirannya
sedang berkelana dalam dunianyan sendiri. Setiap gambar dan suara yang keluar
dari televisi tak terlintas di kepalanya.
Uap air yang keluar dari dispenser
menyirami kopi bubuk yang berada dalam cangkir. Dan langsung membaur dengan
serbuk kopi tersebut. Secangkir kopi hangat kesukaan Bunga jika sedang penat
dengan kegiatan yang dilakukan dalam rumah yang terkesan monoton.
Goresan demi goresam pensil Bunga
tuangkan dalam kertas kosong. Goresan tersebut menghubungkan ke goresan yang
lain saling mengikat dan membentuk sebuah gambar seorang ibu yang sedang
Menggendong buah hatinya.
To: Rudi
Lagi dimana?
Pengen ngobrol nih
Kucing di rumah gue kangen
Hanya menunggu 30 menit sosok Rudi
sudah hadir di depan teras rumahnya. Dan langsung disambut aroma teh hangat
yang sudah Bunga buat lima menit lalu.
“ Ada apa? Tumben nyuruh kerumah.”
“ gak apa-apa. Pengen ngobrol aja.”
Kata Bunga dan dengan senyum
Dodi. Lagi-lagi datang menyita benak
Bunga yang tengah berusaha menghapus bayangan wajah Dodi karena ia merasa ingin
menghargai Rudi yang sudah datang karena Bunga memintanya.
“ Besok Dodi di Jakarta. Gue mau
ketemu dia.” Pinta Bunga dengan sedikit memohon.
“ Yaudah. Tapi inget! Jangan jatuh
cinta sama dia lagi yah?” dengan nada bercanda. Dan di susul senyum bahagia
dari Bunga.
♪
To: Dodi
Aku dah di depan nih
“ Dodinya ada bi?”
“ Den Dodi sedang keluar bersama
ibu.”
“ Sudah lama? Kira-kira kemana yah?”
“ Baru saja. Katanya mau ke Rumah
Sakit Kencana”
“ Makasih ya bi.”
Tanpa berpikir panjang Bunga
langsung bergegas menuju rumah Sakit yang dimaksud. Dan berusaha berpikir
positif untuk tidak berprasangka buruk tentang Dodi. Ia yakin tak akan terjadi
apapun pada Dodi.
Sampai di depan pintu loby Rumah
Sakit, Bunga sudah beradu pandang dengan Dodi.
“ Loh Bunga! Ngapain disini?”
“ Aku mau nyusul kamu. Aku Cuma mau
mastiin kamu gak apa-apa.”
“ Oh. Ternyata kamu masih khawatir
sama aku. Mending kita pulang.”
Banyak perbincangan yang terjadi
antara Bunga dan Dodi. Mungkin hanya seedar melepas rasa rindu. Walaupun di
antara mereka tak ada hubungan apa-apa dan hanyan teman untuk saat ini. Tapi Bunga
tak pernah munafik kalo Bunga memanglah merindukan sosok Dodi yang dahulu perna
membuatnya bahagia di suatu masa.
Untuk saat ini Bunga tak mengetahu
apakah hati Dodi sudah dimiliki perempuan lain atau tidak. Karena Dodi selalu
mengalihkan pembicaraan setiap di singgung tentang siapa kekasihnya saat ini.
Dan Bunga mengurungkan niatnya untuk mengintrogasi mantan pacarnya itu. Karena
Bunga takut Dodi merasa terganggu dengan pertanyaan yang sering dilontarkan
oleh mulut Bunga.
♪
Sudah satu minggu Dodi tak
menghubungi Bunga. Dan Bunga lebih memilih untuk tak memikirkan hal tersebut
dan berikir positif. Atau lebih baik menghabiskan waktu bersama Rudi. Laki-laki
yang berusaha Bunga perhatikan. Agar tak menimbulkan rasa curiga di benak Rudi.
Ponsel Bunga bergetar dua kali
menandakan adanya pesan baru. bunga memilih untuk mengabaikannya karena saat
ini Bunga sedang bersama Rudi.
19.00 WIB
Bunga mengecek pesan tersebut.
From: Dodi
Jam 8 aku jemput kamu.
Ada yang penting
Bunga langsung bergegas mandi untuk
siap-siap karena sebentar lagi Dodi akan datang untuk menjemput dirinya. Dan
tak tahu hal apa yang ingin dibicarakan oleh Dodi. Dodi memang penuh kejutan
dan juga penuh misteri. Bahkan selalu berhasil menyembunyikan wajah sedihnya
dan mengganti dengan rona wajah bahagia.
From: Dodi
Aku dah di depan
To: Dodi
Masuk aja. Gak di kunci. Aku
lagi siap-siap
Dodi membuka pintu yang memang
benar-benar tak di kunci. Suasana rumah itu memang belum ada yang berubah.
Kehangatan yang sering dirasakan empat tahun lalu. Pandangan tajam Dodi tertuju
pada sebuat frame yang berisi Foto Bunga bersama Dodi dan Bundanya yang diambil
pada saat Bunga lulus SMP.
“ Dodi .” suara Bunga memanggil Dodi
yang sedang berusah mengngat Masa itu.
Rumah memang dalam keadaan sepi.
Karena Bunda sedang pergi ke rumah Paman sejak sore tadi dan sampai saat ini
Bundanya belum pulang ke rumah.
“ Kamu cantik.” Puji Dodi pada Bunga
yang saat itu mengenakan Gaun ungu pemberiannya dua tahun lalu. Dan disambut
pelukan hangat dari Dodi dan medarat sebuah ciuman di bibir tipis Bunga. Dan
Bunga bisa merasakan hembusan nafas yang Dodi saat itu. Dodi membuat Bunga
menikmati saat itu.
“ Argh..”
“ Sorry.”
Dodi memutuskan langsung berangkat.
Tak lupa sebelumnya ia meminta maaf karena tak seharusnya melakukan itu karena
Bunga bukan siapa-siapa. Mereka hanya berteman.
Kenapa gue mau lo cium? Kenapa gue jadi bodoh sesaat
karena lo? dan Bunga memutuskan untuk berhenti
memikirkan semua pertanyaan itu. Di sisi lain memang ia masih mengharapkan Dodi
untuk kembali. Tetapi Bunga hanya seorang perempuan yang tak bisa melakukan
banyak hal untuk memperbaiki hubungannya dengan Dodi.
Dodi
masih merasa bersalah pada Bunga. Perempuan yang menjadi Labuan nafsu
sesaatnya. Dodi berharap Bunga tak marah padanya. Dan kalau memang marah, ya
suatu hal yang wajar dan Dodi merasa patut dimarahi karena sikapnya yang salah
dan tak menjaga Bunga.
Dan
mereka sampai di resto Kedai di daerah Kemang. Bunga langsung membuka pintu
mobil yaris hitam yang dinaikinya. Dan berusaha berjalan seanggun mungkin agar
orang di sekelilingnya merasa sedikit terpesona. Tapi semua itu buyar karena
yang di dapat hanya tanggapan sedikit meledek dari Dodi.
Bunga
memesan makanan dan kemudian disusul oleh Dodi.
“
Kayaknya kamu agak kurus yah?” kata Dodi memulai dan sambil memasukka sedikit
daging iga bakar yang telah ia potong dan siap meluncur kedalam mulutya untuk
segera dinikmati.
Dan
hanya dibalas senyum kecil oleh Bunga karena perkataan Dodi sangat menggangunya
yang sedang asik menghancurkan mie yang sudah lebih dahulu dimasukkan kedalam
mulutnya.
“
Oh iya, ada yang mau aku omongin tentang kamu sama aku.”
“
Apa? Kayaknya serius banget sih.”
“
Aku mau kamu cepet-cepet luapin aku. Karena aku juga udah punya pengganti kamu.
Emang sih dia gak sebaik kamu. Tapi dia udah berhasil buat aku lupa kamu.”
“
kenapa? Ok kalo emang ini mau kamu. Aku mau pulang sekarang.” Dan Bunga
langsung berjalan menuju mobil dan memutuskan untuk meninggalkan Dodi yang
masih sibuk membayar di kasir.
Bunga
membuka pintu belakang. Karena ia tak mau beradu pandang dengan Dodi. Bunga
bingung apakah harus membenci Dodi atau menanyakan maksud dari perkataannya
tadi yang membuat detak jantung Bunga berhenti sejenak.
♪
Dodi
tak menghubunginya lagi sejak mengajak nya makan makan malam dan membuat Bunga
membenci sosok Dodi.
From: Rudi
Gue mau
kerumah lo.
mau ngambil bahan UAN.
To: Rudi
Ambil aja di
kamar gue.
Tanya Sama
Bunda aja.
Gue lagi
jalan sama Nia.
Pandangan
terkesan menurut Rudi saat pertama membuka pitu kamar Bunga. Dan menyibukkan
dirinya mencari sesuatu yang menjadi tujuannya datang kesini. Rudi menemukan
buku kumpulan gambar Bunga yang tergeletak di meja. Dan mengusik hati Rudi
untuk membuka buku itu. Dan sedikit berbangga hati karena gambar dirinya berada
di dalamnya. Dan termasuk menjadi gambar favorit Rudi.
Entah Rudi harus marah atau memaklum ketika
melihat frame gambar seorang laki-laki dan berusaha mengingat wajah laki-laki
itu. Dan Rudi menemukan bayangan laki-laki itu dan mengetahui bahwa laki-lai
itu adala Dodi. Laki-laki yang pernah membuat Bunga bahagia di suatu masa.
“
Tante aku pamit pulang yah?”
“
Udah ketemu bahannya?”
“
udah tan.” Lanjut Rudi sambil memperlihatkan barang yang dicarinya di kamar
Bunga.
Satu
jam setelah Rudi pamit, Bunga telah sampai di rumahnya bersama Nia. Mereka
langsung memutuskan untuk masuk ke kamar untuk melepas lelah mereka dengan
minum satu kotak jus yang sudah Bunga keluarkan dari kulkasnya.
Bunga
menemukan secarik kertas berisi kumpulan kata-kata yang mnembuatnya sedikit
terbang dan merasakan eufhoria menjalar dari ujung rambut sam pai ujung kaki.
To:
Rudi
Pusisnya
bagus. Makasih yah
Aku
seneng
♪
Rudi
duduk disamping Bunga yang sedang membaca novel barunya yang di beli pada saat
discount besar-besaran di suatu mal. Namun, Bunga tidaklah menyita perhatiannya
pada novel yang sedang di bacanya. Entah kenapa ada sesuatu yang sangat
mengusik ketenangan hatinya dan mengingatkan Bunga tentang Dodi. Hatinya
mengatakan ada sesuatu sedang terjadi dengan Dodi. Perasaan tersebut kini
bercampur dengan perasaan tak percaya karna Bunga yakin tak akan terjadi hal
buruk yang menimpa Dodi.
Sore
itu Bunga menghabiskan waktu dengan Rudi. Dan pada akhirnya jam menunjukkan
pukul tujuh malam dam mereka berdua memutuskan untuk pulang. Tepat jam 07.30
Bunga sampai di rumah. Namun Bunga teringat sesuatu. Ada sesuatu yang
tertinggal di rumah Nia dan Bunga bergegas pergi kesana untuk mengambilnya.
“
Nia ada bi?”
“
Ada non. Sedang bersama…”
“
Sama siapa?” Tanya bunga. Namun hanya sikap berdiam diri dari asisten rumah
tangga Nia.
Dan
Bunga langsung menuju kamar Nia denagn rasa penasaran.
Pintu
kamar bercat coklat itu terbuka. Dua orang yang berada didalam sepertinya tidak
menyadari bahwa ada seseorang memperhatikan apa yang sedang dilakukan. Mereka
asyik memagut bibir satu sama lain.
Dengan
perasaan hancur Bunga berbalik Badan dan berusaha membanting pintu
sekencang-kencangnya. Nia menyadari akan kehadiran Bunga. Langsung berusaha
mengejar Bunga yang sudah hampir jauh. Dan usaha Nia membuahkan hasil. Bunga
berhasil di tahan dan mereka berdua bersujud di hadapan Bunga. Mengakui kesalahan
mereka dan Bunga berusaha menyembunyikan air mata yang hampir jatuh saat itu.
Karena Bunga tak mau terlihat sedih agar mereka tahu bahwa menagisi sikap
mereka adalah hal yang sangat hina.
“
Bunga aku minta maaf. Aku belum sempat menceritakan hal ini sama kamu.”
“
Gak perlu kamu cerita Rud. Semua udah jelas. Kamu memang gak baik buat aku. Kamu
lebih baik untuk Nia.” Kata Bunga berusaha tegar dan seolah-olah menerima atas
perlakuan kekasih dan sahabatnya itu.
“
Bunga, sungguh. Semua ini gak seperti apa yang kamu liat.” Rudi berusaha
membela diri.
Bunga
lebih memilih pergi ketimbang mendengarkan perkataan Rudi yang sangat
membuatnya tak bisa nafas sejenak. Dan sesampainya di rumah, Bunda merasakan
ada sesuatu yang terjadi pada putrinya. Namun Bunga berusaha menutupi dan
tersenyum bahgia seolah-olah tak ada apapun masalah yang sangat menyakitkan
itu.
♪
Tiga
hari berlalu setelah masalah mengenai penghianatan dari sahabatnya itu. Bunga
tak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan. Bunga merasa tak pernah punya
salah pada Nia. Namun mengapa Nia tega melakukan hal itu.
Mengenai
Rudi, Bunga tak mau mengingatnya lagi. Bahkan Bunga menganggap tak pernah
mengenali Rudi sebelumnya. Bunga ingin membuang jauh-jauh kenangan dan
perasaannya terhadap Rudi. Namun Bunga belum bisa melakukan semua apa yang
ingin dilakukan untuk saat ini.
Bunga
memutuskan untuk bertamu ke rumah Dodi. Untuk menceritakan masalah ini dan
untuk memastikan bahwa perasaan tak enaknya kemarin memanglah hanya fiktif
belaka. Bunga berharap kali ini Dodi sedang ada di rumahnya. Karena Bunga butuh
teman untuk sharing. Dan mengapa Bunga memilih Dodi. Karena Bunga percaya hanya
Dodi yang mengerti suasana hatinya saat ini.
Tapi
semua tak seperti apa yang Bunga harapkan. Dodi sedang ke Rumah Sakit bersama
Ibunya. Dan kali ini Bunga ingin menyusul tanpa memberitahu Dodi kalau Bunga akan
menyusulnya. Karena Bunga ingin tahu sebenarnya siapa yang sakit sampai tak
pernah ada di rumah.
Bunga
telah menanyaan kepada bagian Resepsionist. Dan memberitahu bahwa Dodi sedang
berada di ruang Kemoteraphy.
Kemoteraphy? Siapa yang sakit? Mengapa Bunga tak pernah tahu tentang ini
sebelumnya?. Itulah pertanyaan yang sedang bernaung
didalam otaknya. Terheran setelah mendengar penjelasan sang Resepsionist. Namun
bunga berusaha berpikiran positif dan tak mau mengambil kesimpulan sebelum
mengetahui yang sebenarnya dan melihat faktanya.
From:
Bundaku
Bunga,
bantu Bunda jaga kios.
Mang dadang tidak masuk hari ini.
Bunga
langsung pergi meninggalkan Rumah Sakit. Walu masih penasaran,tapi Bunga
berusaha berbakti kepada Bundanya.
♪
“
Ini Bunga.” Dodi berusaha mengarahkan kamera handycamp nya ke arah Bunga yang
sedang membaca buku. Dan Bunga merasa sedikit kesal karena Dodi mengganggu
konsentrasinya. Dan apa yang Dodi lakukan hanya ingin membuat Bunga sedikit
kesal. Dan berhasil.
“
Apa sih Dodi. Ganggu aja deh.” Bunga menjawab dengan sedikit kesal.
“
pendek yah dia. Sambil menunjuk kearah Bunga yang hanya setinggi bahu Dodi.
“
Tapi gue suka.” Dodi berusaha untuk jujur
Bunga
hanya tersenyum kecil.
Dodi
benar-benar menjadikannya ratu dalam sehari. Karna bunga benar-benar tak bisa
melupakan saat seperti ini. Dan sebenarnya Bunga ingin selalu seperti ini
dengan Dodi.
♪
Hari
ini akan dilaksanakan Ujian Akhir Nasional. Dan Bunga sudah berjanji kepada
sang Bunda untuk bisa membuat Bundanya sedikit bangga karena nilai yang
didapatnya nanti.
Pagi
ini Bunga melihat Rudi membonceng sahabatnya. Dan akhirnya Bunga memutuskan untuk
tak akan pernah berhubungan dengan Rudi dan Nia. Karena bagi Bunga kepercayaan
seperti penghapus. Akan semakin kecil jika ada kesalahan. Dan saat ini Bunga
sudah tak mempercayai keduanya. Namun Bunga tak mau menyimpan rasa benci
apalagi dendam.
Dan
seperti hari hari kemarin. Nia berusaha menjelaskan. Bunga selalu melakukan hal
yang sama. Mendengarkan tetapi tak sepenuhnya mendengarkan. Dan setelah Nia
selesai menjelaskan, Bunga memilih untuk pergi. Karena semakin lama Bunga
bersama Nia, semakin sakit rasanya.
♪
Ujian
telah Bunga lalui dengan usaha yang semaksimal mungkin. Bundanya akan memberi
hadiah mobil baru jika nilai rata-rata ujian Bunga diatas angka delapan. Dan
Bunga mendapat nilai rata-rata delapan koma dua. Bunga berhasil membuat
Bundanya sedikit bangga. Karena Bunga merasa selama ini tak pernah membuat
Bundanya bangga.
Dan
Bunga akan berlibur bersama Dodi di Aceh bersama Bunda dan Mama Dodi. Bunga
berharap kali ini akan membuatnya bener-benar yakin akan Dodi. Dan sebaliknya
pada Dodi. Dan benar saja. Setiap hari, Dodi selalu membuatnya bahagia. Dari
mulai menyantap mie Aceh di tepian jalan raya. Namun dari segi rasa, memang
sangat enak dan berkelas. Pantas untuk masuk kategori hidangan restaurant. Dan
masin banyak lagi moment yang tak bisa luput dari ingatan Bunga.
♪
“
Bunga, ini kan hari terakhir disini. Aku mau ngajak kamu ke Alun-alun kota
Aceh.” Pinta Dodi yang sama sekali tak bisa ditolak oleh Bunga.
Tepat
pukul 19.00 mereka menuju tempat yang ingin mereka kunjungi. Mereka mengendarai
Yaris hitam milik Dodi. Lagu always be my beby melantun di tengah tengah
keheningan. Karena Bunga memilih untuk melihat suasana kota Aceh di malam hari.
Tak sengaja Bunga melihat ke arah Dodi. Bunga melihat wajah Dodi seperti
seseorang yang sedang menahan rasa sakit. Namun Dodi berusaha menutupi dan
Bunga memilih diam bermaksud untuk tak mengganggu Dodi yang sedang menyetir
“
Dodi awaaaaaaaaaaaaaaasssssssss………” Teriak Bunga yang berhasil menyadarkan Dodi
bahwa ia hampir menabrak kendaraan yang berlawan arah. Bunga menggantikan Dodi
menyetir mobil. Bunga memutuskan untuk berbalik arah menuju penginapan, namun
Dodi menolak dengan alasan tak mau menyia-nyiakan waktu indah bersaa Bunga.
Dengan terpaksa Bunga menuruti kemauan Dodi.
“
Dodi kamu kenapa?” Tanya Bunga dengan perasaan sangat khawatir. Bunga langsung
mengarahkan mobilnya untuk mencari unit kesehatan terdekat. Keberutungan sedang
berihak pada mereka. Tak ada satu kilometer, Bunga menemukan Rumah Sakit dan
langsung menanyakan pada security dimana letak UGD. Dengan terburu-buru Bunga
langsung mengambil kursi roda yang berada di pos security.
“
Dok, Dodi mendadak pingsan. Sebelumnya saya melihat dia seperti sedang menahan
Rasa sakit di dadanya yang amat dok.” Bunga berkata pada dokter dengan perasaan
sangat khawatir. Tak lupa Bunga memberi kabar pada Mama dan Bunda.
♪
Dokter
meminta Mama Dodi untuk berbicara di dalam ruang dokter. Dan Mama Dodi memilih
sendiri dan tak mau ditemani. Sementara di luar Bunga terlihat gelisah menunggu
Mama Dodi keluar dari ruang. Walau Bunda selalu mencoba menenangkan,tetapi
rasanya Bunga tidak bisa tenang menghadapi masalah ini. Apalagi mengenai Dodi.
Setelah
menunggu tiga puluh menit, akhirnya Mama Dodi keluar dan terlihat sembab
seperti habis menangis. Sebenarnya Bunga tak menegerti,tetapi Bunga
mengurungkan niatnya untuk bertanya mengenai Dodi. Karena Bunga tak mau melihat
Mama Dodi semakin sedih.
Setelah
sampai rumah, semua sepakat untuk kembali ke Jakarta besok pagi karena takut terjadi
macam-macam pada Dodi. Lebih baik berada di Jakarta. Karna lebih dekat dengan
dokter yang sering menangani Dodi.
♪
“
Bunga, aku boleh minta sesuatu? Aku mau kita foto,trus kamu gambar. Dan aku mau
kamu simpen foto dan gambar itu.” Pinta Dodi.
“
Boleh. Apa sih yang enggak buat kamu. Ko tumben kamu minta di gambar?” jawab
Bunga setengah meledek.
Dodi
hanya tersenyum kecil
“ Oh
iya. Satu lagi. Tiga hari setelah kamu selesai gambar foto kita,kamu mau kan
main ke rumah ku untuk nunjukkin bagusnya gambar kamu ke aku. Aku pasti bakal seneng
banget.”
“
Iya Dodi. Aku pasti main.” Jawab Bunga dengan senyum.
♪
Bunga
menggambar sambil mencari-cari maksud Dodi ingin di buatkan gambar dirinya
bersama Bunga. Namun pikiran itu cepat hilang dan diganti dengan konsentrasi
Bunga akan gambar tersebut. Karena Bunga menginginkan yang sempurna.
Setelah
selesai Bunga langsung membingkai gambarnya itu. Tak lupa ia mencatat tanggal
di sudut kiri bawah.
From:
Bundaku
Jemput
bunda yah
Gak ada
taksi.
Bunga
langsung menuju kios Bundanya karena tahu pasti bundanya sudah menunggu.
“
Kamu mau kuliah dimana?” Bunda bertanya
“
Gak tau Bun. Pengen ambil psikologi.” Jawab Bunga.
“
boleh aja. Tapi harus di fikirkan secara matang yah. Biar gak jadi beban.”
Nasihat Bunda
Bunga
langsung melajukan mobilnya. Karena rasa kantuk sudah mulai datang. Sampai
dirumah Bunga langsung masuk ke kamar Barbie nya. Dan tanpa melihat ponselnya.
Bunga tak tahu jika Dodi berusaha menghubunginya.
Perasaan
tak enak yang dulu pernah ada kini datang. Dan lagi-lagi mengingatkan tentang
Dodi. Bunga langsung mencari ponsel nya. Dan mendapati 12 missed call dan 3
pesan baru.
From: Dodi
Kamu kemana
aja?
To: Dodi
Maaf tadi
gambar
Trus jemput
Bunda.
Dari
pesan yang dikirim Dodi sepertinya tak mau jauh. Tetapi Bunga ragu. Karena Dodi
tak pernah mengungkapan perasaannya untuk saat ini kepada Bunga.
♪
Bunga
tak sabar melihat rona bahagia di wajah Dodi setelah melihat gambar yang sudah
dibuat tiga hari yang lalu. Bunga langsung menuju rumah Dodi. Bunga berniat
mampir ke toko kue dan membeli pie Durian kesukaan Dodi.
Sampai
didepan halaman, Bunga bertemu langsung dengan Mama dodi dan langsung mengantar
Bunga menuju kamar Dodi. Sambil sedikit kelihatan sedih tampak di raut
wajahnya. Sambil berusaha untuk membicarakan sesuatu. Namun Dodi sudah
mengetahui kedatangan Bunga.
Dodi
tak ingin Bunga masuk kedalam kamarnya. Dodi menyuruh Bunga untuk menunggu di
ruang keluarga. Sambil Bunga memperhatikan frame yang terpajang di dinding.
“
Bunga.”
Bunga
langsung menoleh karena da yang menyebut namanya.
Bunga
tak dapat menahan rasa harunya. Air mata yang keluar sudah tak mampu di bendung.
Yang kemudian disusul oleh tetesan yang menyusul dan terus keluar. Seolah tak
mau berhenti membasahi pipi halus Bunga.
Bunga
melihat Dodi sudah dalam keadaan lemah. Hanya kursi roda yang mampu menahannya.
Rambutnya sudah habis karena efek dari kemoteraphy. Mata cekung dan warna
coklat tua yang melingkari matanya.
“
Inilah jawaban dari semua keraguan yang ada dalam hatimu. Aku gak mau buat kamu
sedih. Aku mau kamu lupain aku. Karna sampai kapanpun aku gak akan buat kau
bahagia sama aku. Aku mau kamu bahagia. Walau aku harus seperti ini. Aku akan
melakukan apapun demi kamu.” Jawab Dodi dengan terbata-bata karena tak tahan
melihat wajah Bunga yang sudah basah karena air mata kesedihan dan kekecewaan.
Tak
ada kata apapun yang keluar dari lisan Bunga. Bingung harus berlaku seperti
apa. Tak ada yang ingin dilakukannya untuk saat ini. Hanya duduk lemas karena
sudah tak sanggup melihat wajah Dodi yang sepertinya sudah pasrah dan menunggu
ajal datang untuk mengambil semua kehidupan dan kebahagiaannya.
♪
Bunga
berniat mengajak Dodi untuk ke taman. Bermaksud untuk menghilangkan penat
karena selalu berada didalam rumah. Namun ada hal yang ditakuti Dodi. Yaitu
Bunga belum siap mental untuk melihan respon mereka-mereka yang melihat. Namun
Bunga selalu meyakinkan bahwa Bunga sudah menerima apapun keadaan Dodi.
Sebenarnya
Bunga tak tahan melihat keadaan Dodi untuk sekarang. Dodi yang selalu berusaha
menyembunyikan penderitaannya, dan selalu tersenyum bahagia seolah tak ada
masalah besar yang dihadapinya.
Bunga
datang membawa banyak balon dan ice cream durian. Dodi memang menggemari apapun
yang berbau durian. Bagi Dodi, Bunga sudah berniat baik untuk membuat harinya
sedikit berwarna. Dan tentunya dengan cinta Bunga yang tulus, Bunga mampu
membuat Dodi tersenyum untuk sejenak melupakan penyakit yang sebentar lagi akan
merenggut nyawanya.
Bunga
senang bisa membuat Dodi tersenyum. Walau tidak lama, namun Bunga yakin Dodi
tak akan pernah melupakan apa yang sudah ia lakukan padanya.
♪
Sudah
100 hari Dodi terduduk lemah di kursi roda yang sehari-hari menemaninya
kemanapun dan dengan siapapun ia berkomunikasi. Dan sudah 100 hari juga Bunga
selalu membuat kejutan di setiap hari Dodi. Meskipun Dodi selalu pesimis dengan
hidupnya, namun Bunga yakin Tuhan mempunyai rencana indah untuk hidup kita. Bunga
merasa semua yang dijalaninya saat ini sudah mendapat kehendak dari Tuhan.
Rasa
bahagia datang saat kabar Dodi telah lepas dari jeratan sakit yang selama ini
membuatnya tak pernah mempunyai semangat hidup. Dodi ingin merayakan
kebahagiaan ini. Dan Bunga tak tahu harus membawa hadiah apa untuk orang yang
dicintanya itu.
Acara
akan dimulai pada tepat jam 19.00 . Namun sore ini Bunga masih harus
menyelesaikan jam kuliahnya. Bunga tak mau membuat Dodi kecewa jika ia tak
menghadiri. Terpaksa bunga membatalkan rencananya untuk membawa hadiah untuk
Dodi. Karena waktu yang tak memungkinkan.
Akhirnya
Bunga menyelesaikan semua tugasnya pada pukul 17.50. hmm masih ada waktu untuk
memperindah dirinya. Tepat pada pukul 19.15 Bunga sampai. Tak lupa untuk
meminta maaf karena Bunga tahu, ia terlambat. Namun Dodi memaklum.
♪
Bunga
sedang menyelesaikan soal Ujian Tengah Semester nya. Setelah pulang nanti Dodi
akan menjemputnya dan berniat untuk menonton film yang baru saja dirilis.
Dua
tiket sudah ditangan. Waktu tayang masih lama. Bunga memutuskan untuk ke toko
buku membeli alat-alat untuk menggambar. Setelah membayar, Bunga melihat Dodi
sedang berbincang dengan seorang wanita. Sepertinya Dodi sangat enjoy saat
dengan wanita tersebut.
“
Dodi.” Panggil Bunga
Dodi
langsung menoleh kearah suara Bunga.
“
Udah bayarnya? Yuk!” ajak Dodi yang langsung menggenggam jari Bunga.
Bunga
memutuskan untuk tidak bertanya tentang perempuan tadi. Bunga lebih memilih
pura-pura tak tahu.
♪
Tepat
hari ke-100 Dodi terbebas dari sakit yang selama ini cukup menyita semua
kebahgiaan Dodi. Entah kenapa Bunga sedang ingin dengan Dodi. Sangat kebetulan
Dodi mengajak Bunga untuk makan malam di sebuah resto yang baru buka hari ini.
Jadi sedang diadakan discount.
Saat
sedang menimati makanan, Bunga melihat Dodi seperti sedang menahan rasa sakit.
Dan tak lama, Dodi tidak sadarkan diri. Bunga langsung bergegas menuju Unit
kesehatan terdekat. Keberuntungan sedang tak berpihak. Cukup jauh Bunga
menyusuri jalan di malam yang hanya diterangi lampu jalan.
Setelah
beberapa saat Bunga mencari, akhirnya ia menemukan sebuah Rumah sakit yang tak
terlalu besar. Namun setidaknya bisa menyelamatkan nasib Dodi malam ini.
“
Bagaimana dok?” Tanya Bunga yang sangat khawatir.
“
Maaf.”
Kenapa harus sekarang? Dan kenapa harus kamu?
Harusnya bukan kamu? Secepat inikah?
Semua pertanyaan itu selalu bernaung di benak Bunga karena masih belum menerima
kenyataan Dodi harus pergi secepat ini. Hanya bisa bersandar lemah di pelukan
Bunda.
♪
Bunga
membawa tiga puluh tangkai mawar merah yang akan di letakkan di makam kekasih
hatinya. Hanya air mata yang bisa menyampaikan semua kesedihan Bunga.
Penyesalan datang tak pernah mengenal waktu. Hanya bisa merenung dan berdiam
diri untuk bisa menerima kenyataan tentang kepergian Dodi yang tak pernah
disangka.
Emosi
yang sering datang bukan pada waktunya. Dan hampir tak bisa mengontrol semua
sikapnya. Bunga hanya bisa diam dan entah sampai kapan ia harus bersedih. Dodi
benar-benar membuatnya terpuruk saat ini.
Gelap
hati ini bertabur benih mentari yang pupus dalam kehaningan cinta
Mencari
asa yang kian lama tak semi jua
Hati
tak kuasa mendamparkan diri saat tak diinginkan lagi oleh kasihmu
Sadar
kini cinta telah hilang, hati ini pun menjerit haru
Pahami
kekalahan sejati tak menghasilkan yang terbaik
Sadarilah
orang yang mencintaimu tak ingin kehilanganmu
♪
Genap
usia dua puluh tahun. Sampai hari ini, Bunga masih mengenang semua tentang
Dodi. Tak ada sosok yang membuatnya nyaman. Semua ini karena Bunga tak pernah
membuka hatinya sedikitpun untuk siapapun.
Bunga
masih mengharapkan perayaan ulang tahun yang ke tujuh belas akan terulang.
Rasanya hari ini Bunga sangat lelah. Dan memutuskan untuk istirahat lebih cepat
dari biasanya.
“ Bunga. Happy Birthday. Aku mau kamu bahagia yah.
Jangan selalu mikirin aku. Aku dah cukup bahagia disini. Aku juga mau kamu
bahagia. Aku tetep sayang kamu.”
“ tapi kenapa kamu pergi? Aku lebih bahagia kalo ada
kamu.”
“ Maaf Bunga. Ini udah jalanku. Aku yakin jalan mu
akan lebih indah. Jangan pernah menyesali semuanya. Aku harus pergi.”
“ Jangan tinggalin aku. Aku gak bisa gak ada kamu.”
“
Dodiiiiiiiiiiiiii jangan tinggalin akuuuuuuuuuuuuu.” Teriak Bunga tanpa
disadari telah membangunkan dan menyadarkan dia dari mimpinya. Bunda masuk
kamar Bunga untuk melihat apa yang terjadi pada putrinya.
“
Bunga.. kamu kenapa?” Tanya Bunda
“
Gak apa-apa Bun. Cuma mimpiin Dodi.”
♪
Pernikahan
Bunga hanya tinggal menghitung hari. Terigat akan impiannya dulu untuk menikah
bersama Dodi. Namun Tuhan berkehendak lain. Bunga yanik ini jalan terbaik untuk
hidup Bunga yang sudah digariskan oleh Tuhan.
Bunga
membeli Bunga mawar sebanyak dua puluh tangkai yang akan ia bawa untuk
menjenguk makan Dodi bersama calon suaminya. Bunga sudah menceritakan semua
perihal Dodi kepada calon saminya yang bisa memaklum.
“
Dodi. Minggu depan aku mau nikah sama Riki. Aku bahagia sama dia. Dia bisa
jagain aku. Seperti kamu jagain aku.”
Setelah
menaruh mawar yang ia bawa. Bunga langsung bergegas pergi untuk kembali ke
ruamhnya. Karena Bunda sudah mulai mempersiapkan semua perlengkapan untuk
pernikahan anak semata wayangnya itu. Dan Bunga sudah berjanji untuk membantu
hari ini.
♪
Ternyata
Mama Dodi menghadiri pesta pernikahan Bunga denagn Riki.
“
Bunga, tante mau ngasih surat. Surat ini di tulis Dodi pada saat dia masih ada.
Dan dia mau kamu baca surat ini tepat di hari pernikahan kamu.”
Bunga
sedikit terkejut mendengar perkataan Mama Dodi. Dengan perlahan Bunga membuka.
Dengan perasaan sedikit kacau.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar